Friday, June 1, 2018

Merasa Eaglers untuk Doa

Merasa Eaglers untuk Doa - Merasa Eaglers buat Doa

Nenek moyang kita telah menetapkan teladan yg paripurna dalam cara mereka mempertahankan doa, bahkan ketika mereka sakit & lemah. Ketika Amir bin Abdullah mendengar Adhan saat beliau sekarat, beliau mengatakan:


"Pimpin aku menggunakan han aku ." Mereka mengatakan kepadanya, 'Anda sakit.' Dia berkata, 'Bagaimana aku mampu mendengar Mu'adhdhin, namun, jangan menanggapi hal itu?' Mereka menggandengnya , & rumahnya. Berada di dekat masjid, dan dia memulai doa MAghrib pada belakang Imam dan tewas saat menuntaskan hanya satu Rak'ah. " [Sifatu As-Safwah, vol.2, hal.131 ans As-Siyar, vol.5, p.220]


Selain itu, Farooq (yaitu, yang membedakan antara kebaikan dan kejahatan) umat Islam, 'Umar (ra) sebagai nir sadarkan diri sesudah ditikam, & dari Al Miswar bin Makhramah, dikatakan:

"Tidak terdapat yg akan membangunkan dia kecuali panggilan buat sholat, jika dia masih hidup." Mereka berkata kepadanya, "Doa sudah selesai, wahai kepala umat beriman!" Dia terbangun dan mengatakan, "Doa, demi Allah! Sesungguhnya, nir ada bagian pada islam bagi siapa pun yg menjauhkan shalat. "Dia melakukan shalat sambil luka itu berdarah. [Tarikh Umar, hal.243]


Umar (ra), lantaran beliau sangat bersemangat & protektif terhadap doa sahabat-teman, yang tahu fakta tentang beliau, berpikir bahwa jika mereka menyebutkan doa kepadanya, beliau akan terbangun berdasarkan ketidaksadarannya. Inilah yang terjadi, lantaran Ketika dia diingatkan bahwa beliau belum sholat, dia terbangun. Sebaliknya, beberapa orang di ketika ini suka tidur waktu dekat dengan waktu shalat, sementara beberapa lainnya sedang bangun buat shalat, tapi jangan menanggapi. .



Apalagi selesainya Ar-Rabi 'bin Khaytham sebagai lumpuh sebagian, dia biasa pulang ke masjid dibantu oleh dua orang. Dia diberi tahu:


"O Abu Yazid Anda sudah diberi biar buat sholat di rumah." Dia mengungkapkan, "Anda telah mengungkapkan yg sebenarnya, tapi aku mendengar pembawa program pemanggil, 'Hayya' ala al- Falah (Ayo menuju kesuksesan), 'dan aku pikir bahwa siapapun yang mendengar panggilan ini wajib menjawabnya bahkan menggunakan c rawling. " [Hilyatu Al-Auliya Wa Tabaqhatu Al Asfiyaa, oleh Al Hafith Abu Na'im, vol.2, hal.113]

Sungguh, mereka sangat ingin bergabung pada doa menggunakan taat pada Allah dan perintah-perintah-Nya dan buat mengantisipasi apa yg telah Dia siapkan menggunakan Dia mengenai pahala dan karunia. Adi bin Hatim (ra) mengatakan:


"Setiap waktu saat shalat jatuh, terjatuh saat aku menginginkannya & siap buat melakukannya (yaitu memiliki Wudhu) [Az-Zuhd, oleh Imam Ahmad, hal.249]


Mu'adhdhin dan Tempat Tinggal Damai, dan Firdaus sudah memindahkan hati yg terhormat dan memotivasi diri sendiri, dan karenanya, jatuh dalam telinga percaya yang responsif. Allah menciptakan seruan buat berdoa menjangkau mereka yg hayati, sang Iman mereka, dan mengarahkannya. Mereka kepada orang-orang saleh, memimpin mereka melalui bepergian hingga mereka tiba pada Tempat Tinggal Keabadian.


Pentingnya Salaf yang ditempatkan dalam doa membawa mereka sukacita & kegembiraan ketika dimulainya, mereka senang dan gembira menggunakan nikmat yang akbar yg telah Allah berikan pada mereka. Memang, misalnya yg Abu Bakar ibn Abdullah Al-Muzany katakan:

"Siapa yang seperti Anda, ya anak Adam? Kapan pun Anda mau, Anda menggunakan air buat membuat Wudhu, pergi ke tempat ibadah dan dengan demikian memasuki hadirat Tuhan Anda (yaitu, mulailah berdoa) tanpa penerjemah atau penghalang di antara Anda dan Dia " [Al-Bidayah Wan -Nihayah, oleh Ibn Kathir, v.9, hal.256]

Merasa Eaglers untuk Doa


Tidak ada keraguan bahwa mereka yg kehilangan karunia ini wajib mencicipi kesedihan, terutama karena ketika adalah hakikat eksistensi manusia dan satu-satunya modal.Abu Rajaa Al-'Ataridi menyampaikan:

"Tidak ada yang membuat aku meninggalkan saya, kecuali saya biasa sujud pada hadapanku lima kali sehari sebelum Tuhanku, Yang Maha Tinggi dan Terpuji" [Hilyatu Al-Auliya, v.2, hal.306]


Mereka memberi doa itu karena pertimbangan & menghormatinya dengan nilai sebenarnya .Umar (ra) pernah mengungkapkan:


"apabila Anda melihat seseorang laki-laki ceroboh mengenai shalat, maka oleh Allah! Dia akan lebih ceroboh, dalam segala hal lainnya." [Tarikhu Umar, hal.204]


Selanjutnya, Abu Al-Aliyah berkata: "Saya akan melakukan perjalanan berhari-hari buat bertemu dengan seseorang laki-laki & hal pertama yang saya perhatikan mengenai beliau merupakan doanya. Jika beliau melakukan sholat dengan sempurna & sempurna saat aku akan tinggal bersamanya dan mendengar pengetahuan yg dia miliki. Apabila saya menemukannya menjadi doa mengenai doa, saya akan meninggalkan beliau dan berkata pada diri sendiri bahwa buat hal-hal selain doa, dia akan sebagai lebih ceroboh lagi. "


Memberi doa sebagai kepentingan dan pertimbangannya, jua diajarkan pada anak-anak, sesuai dengan perintah Nabi:

"Memerintahkan anak-anak Anda untuk berdoa dalam usia tujuh tahun & mendisiplinkan mereka buat itu pada usia sepuluh dan seprate antara tempat tidur mereka." [Abu Dawud, Ahmad abd Al-Hakim, Al-Albani menjadikannya Hassan]


Dalam konteks ini, kita sanggup mengerti mengapa Zaid Al-Ayami biasa memberi memahami anak-anak, "Ayo dan berdoalah dan aku akan memberimu beberapa hazelnut." Anak-anak akan tiba dan berdoa lalu mengumpulkannya buat menerima kacang. Dia ditanya mengapa dia melakukan itu dan dia mengatakan, "Saya membeli beberapa kacang buat mereka buat 5 dirham & mereka biasa berdoa."


Pada waktu ini, banyak orang prihatin buat mengajarkan materialisme kepada anak-anak mereka dan memuaskan harapan mereka akan kuliner, minuman & rekreasi. Namun, mereka mendedikasikan sedikit perhatian dalam peran dan pekerjaan primer mereka sebagai orang tua, yaitu mengajarkan anak-anak mereka cita-cita Islam yg sebenarnya & membuat mereka terbiasa berdoa, termasuk menanyai mereka jika mereka terlambat melakukannya.Allah, Yang Mulia dan Yang Terhormat menyampaikan :


"Hai orang-orang yang beriman, awasi dirimu dan keluargamu melawan barah (neraka) adalah bahan bakar adalah insan dan batu." (66: 6)

Merasa Eaglers untuk Doa



Mengasihi doa dan bergegas melakukannya menggunakan Khushu 'dan kesempurnaan dalam hati & batin, memberitahuakn cinta hati kepada Allah & impian buat bertemu menggunakan Dia. Di sisi lain, ketidakpedulian pada doa, kemalasan buat bergegas menjawab Adhan, dan melakukan sendiri dari umat Islam pada masjid, tanpa alasan yg sah, semua adalah tanda bahwa hati itu kosong menurut cinta dan ketertarikan Allah. Pada apa yang Dia miliki menggunakan Dia.





Mari kita bandingkan tingkah laku kita sehubungan menggunakan Khushu 'dalam doa bersama Salaf.Maymun bin Hayyan mengungkapkan:





"Saya nir pernah melihat bin Yasar menoleh waktu berdoa, apakah sholatnya pendek atau panjang. Begitu, sebagian masjid turun dan kebisingan tersebut mengakibatkan ketakutan bagi orang-orang yg berada pada pasar, saat berada di masjid. Tidak takut atau bahkan memalingkan kepalanya dan terus berdoa. " [Az-Zuhd, oleh Imam Ahmad, hal.359]






Ketika Khalaf bin Ayub ditanya: "Mengapa Anda tidak memukul lalat sembari berdoa, apakah mereka nir mengganggumu?" Dia berkata, "Saya tidak akan melakukan sesuatu yang mungkin menjadi kebiasaan & menggunakan demikian memanjakan doa aku buat aku ." Dia merupakan bertanya bagaimana beliau mengamati kesabaran dalam situasi itu. Dia menjawab, "Saya diberitahu bahwa orang-orang berdosa memperhatikan kesabaran ketika mereka dicambuk sang otoritas Muslim dan bahkan bermegah buat tabah pada situasi itu. Saya berdiri di hadapan LOrd Saya, akankah saya berkecimpung lantaran sebuah lalat?" [Al-Ihya, vol.1, hal.179]





Juga saat Ibn Az-Zubair berdiri buat berdoa, beliau biasa berdiri secara formal seolah-olah beliau merupakan sebatang kayu, karena pengamatannya terhadap Khushu '. Adapun Abu Hanifah, beliau dipanggil Al-Watad, tiangnya, karena sering berdoa beserta menggunakan Khushu '.





Apalagi Salaf biasa melakukan shalat panjang, sesering mungkin. Udayullah bin Sulaiman mengungkapkan mengenai kakeknya, Abu Ubaidullah Al-Wazir:





"Kakek aku berlutut, wajah dan tangan menggunakan beberapa tikar lantaran doanya berdoa panjang-lebar secara teratur. Dia pula mengatakan bahwa kakeknya memberikan banyak kuliner setiap hari sebagai amal, dan saat harganya naik, dia memberikan dua kali lipat jumlah itu. . "




Tidak ada yang menciptakan mereka sibuk dari doa, & waktu mereka berdoa, mereka berusaha keras untuk menyingkirkan semua rintangan di antara mereka & Allah dengan menghadiri sholat pada dalam hati dan menggunakan Khushu '.





Dahulu, Abu Abdullah An-Nuba'hi memimpin orang-orang pada doa pada kota Tarsus, saat seruan Jihad datang-datang diumumkan. Tetapi, beliau nir mengurangi lamanya pembacaan doa, dan ketika dia selesai, orang-orang menyampaikan kepadanya, "Panggilan buat Jihad diumumkan namun Anda tidak mengurangi panjang doa.






"Dia berkata, " Saya nir berpikir bahwa terdapat orang yang berdoa, & mendengar hal-hal lain pada luar sholat, alih-alih apa yang mereka ajarkan pada Allah menggunakan. " [Sifat As-Safwah, vol.4, hal.279]






Mereka sama seperti Ibn Rajab menggambarkan mereka pada pada bukunya 'Lata'if al-Ma'arif', "Ketika mereka mendengar pernyataan Allah: Jadi berkompetisi dengan perbuatan baik." (lima:48)


Dan "berpacu satu sama lain pada mempercepat pengampunan menurut Tuhanmu (Allah), & surga adalah lebar seperti langit & bumi." (57:21)

Merasa Eaglers untuk Doa


Mereka mengerti menurut pernyataan-pernyataan ini bahwa masing-masing pada antara mereka wajib berusaha keras untuk bersaing pada perlombaan buat menerima penghormatan ini dan buat mencapai nilai & peringkat yg tinggi. Ketika salah satu berdasarkan mereka melihat bahwa orang lain melakukan perbuatan baik yang tidak dapat dia lakukan, dia risi bahwa siapapun yang melakukan perbuatan baik itu akan mengalahkannya pada perlombaan, & beliau merasa sedih atas informasi ini.


Mereka berkompetisi untuk menerima nilai tertinggi pada akhirat seolah-olah dalam sebuah perlombaan, akan tetapi setelah mereka, datanglah orang-orang yg melakukan hal yg kebalikannya dan berkompetisi buat menerima kelezatan & barang-barang tidak bermanfaat yg nir penting dalam hidup ini.





Ketika Abu Talhah (ra) pernah berdoa di kebun yg dimilikinya dan sebagai sibuk mengamati seekor burung yang terbang mengelilingi pepohonannya, dia akhirnya nir sadar berapa poly Rak'ah yang beliau doakan. Saya ingin supaya Rasulullah saw. Beliau apa yang telah terjadi & dinyatakan:






"Wahai Rasulullah (pbuh)! Saya memberi kebun saya menjadi amal, jadi habiskan saja sesuai asa." [Al-Ihya, vol.1, hal.194]





Seorang laki-laki lain pernah berdoa di kebun pohon kurma & sangat mengagumi sehingga beliau nir tahu berapa banyak Rak'ah yang beliau doakan. Dia mengungkapkan pada Khalifah Utsman (ra) apa yang terjadi & menyampaikan:





"Saya memberi kebun itu menjadi amal, jadi habiskanlah itu buat alasan Allah, Yang Maha Tinggi, Maha Terhormat." Utsman (ra) menjual kebun itu seharga lima puluh ribu. [Al-Ihya, vol.1, hal.194]





Kedua orang sahih ini menyerahkan kebun mereka, karena mereka memperhatikan pentingnya doa. Kita masing-masing akan meninggalkan kehidupan ini pada waktu antara doa yang dia lakukan & doa yang dia tunggu. Oleh karenanya, kita wajib melakukan setiap doa seolah-olah kita konfiden itu adalah yang terakhir yg bisa kita lakukan, jadi bahwa Allah akan mengakhiri perbuatan kita menggunakan perbuatan kita yang paling benar dan baik & menerima mereka berdasarkan kita dan dengan murah hati menghapus dosa kita.





Imam Muhammad bin Isma'il Al-Bukhari, yg mengumpulkan Sahih Al-Bukhari, sedang berdoa dalam suatu malam saat sebuah tawon menyengatnya hampir dua puluh kali. Setelah terselesaikan sholat, beliau mengungkapkan, "Cari tahu apa yg mengganggu saya!" Tingkat kesabaran yang tinggi yang dimiliki Salaf ketika berdoa dimungkinkan karena Khushu yang luar biasa & perhatian yg mereka berikan untuk memohon pada Allah & berdoa pada-Nya .Abu Naasr Al-FAradis menyampaikan bahwa dia biasa mendengar suara tetesan air mata yg turun menurut Sa'id. Bin Abdul Aziz menatap ke bawah, ke atas tikar sambil berdoa. [Tathkiratu Al-Huffath, vol.1, hal.219]





Sebaliknya terdapat sikap keras hati saat ini yg ditunjukkan oleh poly orang yang nir meneteskan air mata sambil berdoa, kecuali beberapa yang melakukannya hanya dalam bulan Ramadhan. Biasanya, ini lantaran terdapat beberapa orang pada keramaian yg berkumpul pada Masjid-masjid tadi merasa rendah hati dan tunduk pada pada hati mereka di hadapan Tuhan mereka sembari berdoa.





Usia tua dan tubuh yg lemah nir menghentikan orang-orang sahih Salaf kita buat tidak berdiri pada doa di hadapan Allah buat jangka waktu yg lama . Misalnya, Abu-Ishaq As-Subay'ii mengungkapkan mengeluh:





"Saya sudah kehilangan kekuatan buat berdoa banyak! Saya menjadi lemah dan tulang-tulangku sebagai lemah, karena belakangan ini, ketika saya berdiri pada doa aku hanya mampu membaca Surah Al Baqarah & Al-Imran, membacanya secara holistik. Malam." [Sifatu As-Safwah, vol.3, hal.104]






Adapun Ata bin Abu Rabah, misalnya yg dijelaskan Ibn Jurayj tentang beliau: "Saya menemani 'Ata bin Rabah selama delapan belas tahun. Ketika dia menjadi tua dan lemah, dia biasa berdiri dalam doa & membaca hampir 2 ratus Ayat berdasarkan Surat Al- Baqarah sambil berdiri tegak sedemikian rupa sebagai akibatnya tidak ada bagian darinya yg mampu berkiprah. " [As-Siyar, vol.5, hal.87]

Merasa Eaglers untuk Doa




Usia tua dan kelemahan yang dibawa ke tubuh nir menghentikan Ata buat memiliki Khushu 'dalam doa dan membaca Al Qur'an buat waktu yg lama sembari permanen teguh dengan ketaatan penuh. Lebih jauh lagi, Muslim bin Bannaq Al-MAkki meriwayatkan bahwa Abdullah bin Az-Zubair, yg sudah usang berdiri dalam doa, pernah membungkuk di Ruku begitu lama , sebagai akibatnya memungkinkan Muslim untuk membacakan Surat AL-BAqarah, Al- Imran, An-Nisa & Al-Ma'idah, sebelum Ibn Az-Zubair mengangkat kepalanya menurut Ruku. [Al-Bidayah Wan Nihaya, vol.8, hal.359]





Juga, Al-Walid bin 'Ali meriwayatkan bahwa Suwayd bin Ghaflah memimpin sholat selama bulan Ramadan, ketika dia berusia seratus 2 puluh tahun! Apalagi, Mar'ruf bin Wasl At-Taymi adalah imam bangsanya selama enam puluh tahun & dia tidak pernah membuat kesalahan dalam pembacaan Al Quran, karena dia sangat berhati-hati pada sholat.






Talaq bin HAbib biasa menyampaikan: "Saya senang berdiri pada doa buat Allah hingga sakit punggung saya."





Dia akan berdiri pada doa dan melafalkan Al Qur'an semenjak awal sampai Surat Al-Hijr (Bab 15) dan lalu membuat Ruku (sehingga sepanjang seluruh sholatnya.) Thabit Al-Banani menyampaikan bahwa dia biasa Lewat Abdullah bin Az-Zubair sambil berdoa & berdiri tegak seperti pohon yang tertancap pada tanah.





Kita mengeluh kepada Allah atas cara kita memperlakukan sholat, yg adalah tindakan tercepat yang kita lakukan akhir-akhir ini. Beberapa menurut kita mungkin akan berdoa secepat ayam mengambil benih berdasarkan tanah, banyak yg nir merasa rendah hati atau Khushu 'dan banyak berdoa dengan Ketidaksukaan & perhatian. Apabila kita mengamati cara orang-orang ini & kebanyakan orang lain melakukan urusan kehidupan mereka, kita akan melihat pengabdian , kesabaran, perhatian & keunggulan dalam merogoh & memberi demi beberapa dirham atau dolar yang akan mereka dapatkan! Mengapa demikian? Kita sangat tertarik pada melakukan sholat menggunakan kesempurnaan & keunggulan?





Abdullah bin Mas'ud ra terbiasa dengan tidak beranjak sementara berdoa supaya dia bisa dibandingkan dengan sehelai jubah yg dilemparkan ke lantai, sedangkan Sa'id bin Jubair akan berdiri tegak seperti tiang. Gambaran serupa diberikan pada Abdullah bin Az-Zubair yg melakukan sholat, bahwa burung-burung hampir mendarat pada punggungnya waktu beliau melakukan Ruku dengan tegas dan menggunakan Khushu.





Kita mungkin merasa amzing bahwa Salaf mencicipi Khushu & kerendahan hati dalam sholat, terutama lantaran kita tidak menyaksikan pengabdian dan keunggulan seperti sekarang. Sedangkan buat doa Salaf kita, kita melanjutkan, itu tidak sama.Al-Anbas bin ' Aqbah biasa membuat Sujud yg begitu agung sehingga burung-burung akan mendarat di punggungnya berpikir bahwa beliau merupakan perpanjangan dinding. [Az-Zuhd, hal.496]






Abu Bakr bin Aiyash menyampaikan: "Jika Anda melihat 'Habib bin Abu Thabit waktu sujud, Anda akan menduga bahwa dia sudah mangkat karena sujud panjangnya." [As-Siyar, vol.5, hal.291]





Selanjutnya, Ibnu Wahb meriwayatkan bahwa dia melihat Sufyan Ath-Thauri pada masjid di Makkah melakukan doa sukarela selesainya MAghrib & masuk ke Sajadah panjang, bahwa dia hanya mengangkat kepalanya ketika sholat Isya tiba. [As-Siyar, vol.7, hal.266]




Apakah mereka buat siapa bendera surga dinaikkan & mereka berlari buat mendapatkannya, & jalan lurus diletakkan buat mereka dan mereka menerimanya dengan tegas. Mereka percaya bahwa merupakan kesalahan besar buat menjual apa yg tidak terdapat mata yang melihat, tidak ada indera pendengaran sudah mendengar & tidak ada hati yg membayangkan kesenangan pada tempat tinggal yg kekal, sebagai imbalan bagi kehidupan yang gampang rusak yg berlalu secepat mimpi dan penuh dengan kesedihan & depresi. Jika hayati ini menciptakan seorang sedikit tertawa, ini jua membawa poly contoh dari menangis, & bila itu menyenangkan selama satu hari, itu akan menyebabkan kesedihan selama berbulan-bulan. Rasa sakit pada kehidupan ini mengatasi kelezatannya & kesedihannya menimbang kebahagiaannya hidup ini berlanjut dengan aneka macam ketakutan & berakhir menggunakan kematian tertentu.





Abu Qatan berkata: "Setiap kali saya melihat Shu'bah bin Al-Hajjaj pergi ke Ruku atau Sujud, saya akan berkata kepada diri sendiri bahwa beliau telah melupakannya (karena panjang Ruku dan Sujud milik Shu'bah.)" [Tathkiratu Al-Huffath , vol.1, hal.193]






Juga Ali bin Al-Fudhayl ​​menyampaikan: "Saya melihat Ath-Thauri pergi ke Sujud sambil berdoa, & aku melakukan Tawaf di sekitar Rumah itu tujuh kali sebelum beliau mengangkat kepalanya menurut sujud." [As-Siyar, vol.7, hal.277]





Meskipun mereka sangat peduli & berdedikasi dalam melakukan sholat menggunakan cara yg terbaik, mereka tetap mempunyai ketakutan, seperti yang dikatakan Utsman bin Abi Dahrash:






"Saya nir pernah melakukan shalat tanpa memohon kepada Allah setelah itu buat memaafkan aku lantaran jatuh ke dalam kekurangan dalam cara saya melakukannya." [Tarikhu Baghdad, vol.13, hal.207]





Untuk lebih mendeskripsikan cara orang Salaf melakukan kepercayaan , kita harus mengungkapkan bahwa Mu'awiyah ibn Murrah mengatakan:






"Saya hidup pada masa tujuh puluh teman Muhammmad pbuh, & mereka tinggal pada antara Anda hari ini, mereka tidak akan mengenali tindakan Anda kecuali Adhan." [Hilayatu Al-Auliyaa, vol.2, hal.299]



Selain itu, Maymun bin Mahran menyampaikan: "apabila seseorang menurut Salaf dibangkitkan di antara Anda hari ini, beliau hanya akan mengenali kiblat Anda (arah shalat, Ka'bah pada Makkah)."



Seberapa berbedanya cara menjalankan agama bervariasi sejak pendatang hingga zaman generasi awal Islam. Apa yang akan mereka katakan mengenai kita, bila keliru satu menurut mereka harus dibangkitkan pada zaman kita?


Ketika Hatim Al-Asamm ditanya mengenai doanya, dia mengungkapkan: "Ketika menjelang sholat, aku melakukan wudhu yg paripurna, dan pulang ke loka saya akan sholat dan duduk pada sana sampai saya sebagai sepenuhnya. Penuh perhatian terhadap apa yg akan aku lakukan. Saya kemudian berdiri & berdoa, membayangkan bahwa Ka'bah terdapat di depan mataku, surga di sebelah kanan aku , Neraka - barah ke arah kiri & malaikat kematian aku .


Saya membayangkan bahwa ini merupakan doa terakhir yg akan saya lakukan, berdiri dengan asa (pada pada Allah, surga dan penghargaannya) & ketakutan (dari siksa Allah di neraka-api) dan membaca Takbir sambil menerima perhatian penuh. Saya melafalkan Al Qur'an menggunakan tenang, buat Ruku menggunakan rendah hati, pergilah ke Sujud bersama Khushu & duduklah pada kaki kiriku, menggunakan kaki kiri terbaring pada lantai & kaki kanan terangkat, sembari berdoa dengan lapang dada. Setelah itu, aku tidak memahami (atau merasa yakin) jika doa itu diterima dari saya. " [Al-Ihya, vol.1, hal.179]

Merasa Eaglers untuk Doa

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon