Showing posts with label Tata Cara. Show all posts
Showing posts with label Tata Cara. Show all posts

Thursday, May 31, 2018

Bagaimana Tata Cara dan Niat Mandi Wajib

haloooSobat Funkysst pada kesempatan kali ini Kami akan membahas Mengenai Bagaimana Tata Cara dan  Niat Mandi Wajib

Tata cara mandi wajib yang Betul selepas bersetubuh, haid, bersalin atau tidak , adalah perkara yang mesti diketahui setiap orang muslim, dan tentu setiap muslim tidak sekedar mencukupkan dirinya dengan perkara yang sifatnya mubah, tapi berusaha beranjak kepada perkara-perkara sunnah/mustahab, yakni mencontoh apa yang biasa dikerjakan oleh rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.

Bagaimana Tata Cara dan  Niat Mandi Wajib - Adapun perkara sunnah dalam tata cara mandi wajib atau mandi junub/besar yang sah sempurna bisa diambil dari dua hadis yakni hadis aisyah dan hadis maimunah radiyallahu ‘anhuma.


Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya terkadang kita menyepelehakan permasalahan yang satu ini mengenai Mandi wajib atau janabah, atau junub adalah mandi yang dilakukan ketika kita mengalami mimpi basah atau habis bersenggama. Nah, pada saat seperti inilah kita diwajibkan untuk mandi wajib janabah mandi besar. Namun tidak seperti hanya dikala mandi biasa, mandi wajib ini harus diperhatikan niat dan tata caranya, Namanya juga mandi wajib, hukumnya pasti harus dikerjakan sebelum kita melaksanakan pekerjaan lain utamanya kewajiban beribadah seperti sholat.


Niat Mandi Wajib Dan Tata Caranya


Niat mandi besar atau mandi jinabat itu seperti niat niat dalam ibadah yang lain, yaitu di dalam hati, adapun kalimat dan arti Doa Niat Mandi Wajib niatnya adalah sebagai berikut yang di kelompkan dalam tiga bahagian AN :


1. Jika mandi besar disebabkan junub Mimpi basah, keluar mani, senggama maka niat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artiya: Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala


2. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka niat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TA’ALAArtinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala
3. Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka niyat mandi besarnya adalah

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta’ala



Adapun Tata Cara Mandi Wajib Mandi Junub sebagai berikut:
Dan untuk urutan tata cara mandi wajib yang benar menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Dimulai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar. Mulailah segala sesuatu hal dengan niat. Bisa bahasa Arab atau bahasa Indonesia saja.

2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3x lalu bercebok Membersihkan kemaluan serta kotoran yang ada disekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.

3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan tangan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.

4. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat

5. Mengguyur air pada kepala sebanyak 3 kali hingga sampai ke pangkal rambut

6. Mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri

7. Menyela-nyela (menyilang-nyilang) rambut dengan jari

8. Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan, lalu kiri.

Sudah jelaskan kan Sobat Funkysst bagaimana tata cara mandi wajib yang benar?
Jadi jangan salah lagi urutannya.

Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.

Tambahan:

Oleh Sheikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairiy

Mandi wajib dimulai dengan mengucapkan bismillah, dan berniat untuk menghilangkan hadast besar,
Membersihkan kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian bercebok.
Membersihkan kemaluannya, dan kotoran yang ada di sekitarnya.
Berwudhu seperti halnya orang yang berwudhu hendak shalat, kecuali kedua kakinya. Namun boleh membersikan kedua kakinya ketika berwudhu atau mengakhirkannya sampa selesai mandi.
Mencelupkan kedua telapak tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambut kepalanya dengan kedua telapak tangannya itu kemudian membersihkan kepalanya dan kedua telinganya tiga kali dengan tiga cidukan.

HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki. Bagi perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran.

Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda:

Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka “. HR. Abu Dawud

Seorang Wanita Tidak Harus Melepas Jalinan atau Kepangan Rambutnya
cara mandi wajib“Ya Rasulullah, aku adalah wanita yang SANGAT KUAT kepangan/jalinan rambutku, apakah aku harus melepaskannya saat mandi janabah?” Beliau menjawab: “Tidak perlu, namun cukup bagimu untuk menuangkan air tiga tuangan ke atas kepalamu, kemudian engkau curahkan air ke tubuhmu, maka engkau suci.” HR. Muslim no. 330

Boleh Mandi Hanya Sekali Setelah Men-jima’i Beberapa Istri
Anas bin Malik radiyallahu anhu berkata: “Adalah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam mengelilingi istri-istrinya (menjima’i mereka secara bergantian -pent.) dengan satu kali mandi.” HR. Muslim no. 706 dan mandinya disini dilakukan ketika selesai jima yang akhir.


Demikianlah Ulsan Hasbi Htc Mengenai Mandi Wajib, semoga artikel tata cara mandi wajib yang benar cara Mandi bersih diatas adalah cara mandi wajib menurut islam, bisa bermanfaat bagi wanita dan pria yang Ingin lebih tahu mengenai Mandi wajib. Wassalam

Sekian Sobat Funkysst semoga bermanfaat Buat Kita Bersama.

Wednesday, May 30, 2018

Tata Cara Makan Menurut Agama Islam

Tata Cara Makan Menurut Agama Islam - Hai Sobat Funkysst pada Kesempat Kali ini kita akan membahas mengenai Tata Cara Makan Menurut Islam Mungkin Sobat tidak Asing Lagi Mengenai Cara Makan, Namun Jika Menurut Islam Atau Tata Cara Makan Yang Diajarkan Rasulullah
SAW. Sobat Pasti Masih Bertanya-tanya dalam Hati Sobat Bagaimana Sih Cara Makan Yang baik menurut Islam, Ataukah bagaiman Cara Rasul makan ?? Nah, Pada Kesempatan Kali Ini Kita Akan Mengupasnya Lebih Dalam Semua yang mungkin Belum Kita ketahui Bersama.
Sebenarnya Islam telah datang sebagai Agama yang sempurna, yang tidak saja mengatur tata cara beribadah kepada Allah (hubungan dengan Sang Pencipta), namun juga mengatur hubungan dengan sesama, makhluk hidup lain, lingkungan, maupun hubungan terhadap diri sendiri.

Salah satu aturan dalam Islam yang berkenaan dengan hubungan terhadap diri sendiri adalah adab/ Tata cara makan.


Tata Cara Makan Menurut Agama Islam - Islam tidak menganggap persoalan makan hanya sekedar persoalan dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah.
Hal ini tergantung pada niat manusia itu sendiri terhadap apa yang dilakukannya.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar apa yang Telah diajarkan Rasulullah SAW.
Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.
Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut:


Tata Cara Makan Menurut Agama Islam 

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”

2. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.

Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)

Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan.
Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit.
Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

3. Diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.

yaitu dengan makan diharapkan kebutuhan biologis akan makanan terpenuhi, yang nantinya akan diolah oleh tubuh menjadi energi, dan dengan energi tubuh yang dihasilkan dari makanan dan minuman tersebut kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dengan niat ibadah itu berarti kita bisa mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita (qana’ah). Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.

“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setip orang adalah apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhori).

4. Membaca Basmalah dan Hamdalah.

Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal.
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:

Dan dari Jabir berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.” (HR.Muslim).

Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)

Jika lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat.
Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.

Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

5. Makan dengan tangan kanan.

Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda,“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022).

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)

Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan tangan kanan untuk makan, maka tidak sepantasnya salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594).

6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.

Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)

Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)

7. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.

Janganbersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar.

Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).

Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)

8. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.

Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

9. Mengambil makanan dan minuman secukupnya.

sehingga bisa dihabiskan tanpa sisa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.Artinya :

Dari Jabir katanya, Rosululloh saw. menyuruh membersihkan sisa makanan yang di samping piring maupun yang di jari, seraya bersabda : “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dibagian manakah makananmu yang mengandung berkah”. (HR. Muslim).

10. Makan Sambil duduk, dan tidak berdiri.

Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)

Oke, Sobat Funkysst udah jelaskan mengenai Tata Cara Makan Menururut Islam, Tinggal Bagaimana Kita Menerapkan dalam Kehidupan kita.
Sekian Dulu Yah, Pembahasan Kali ini Kita akan bertemu pada kesempatan yang lain Nanti Isnya Allah.

Manfaat dan Keutamaan Puasa Syawal

Manfaat dan Keutamaan Puasa Syawal - Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Apakabar sobat Funkysst pada kali ini kita Akan Membahas Mengenai Keutamaan Dan Manfaat Puasa Syawal.
Puasa Syawal ditunaikan saat bulan Syawal. Setelah melewati warna warni dan kesyahduan Ramadan, hadirlah bulan Syawal, bulan yang identik dengan kegembiraan, kue, baju baru, sandal baru dan hiburan rakyat. Bulan Syawal adalah bulan yang penuh dengan kegembiraan dan keindahan silaturahmi bagi umat muslim.
Kegembiraan ini kadang membuat kita lupa bahwa sesungguhnya di bulan ini ada ibadah sunnah yang istimewa. Ibadah yang sangat dianjurkan bagi hamba yang bertakwa untuk menjaga semangat Ramadan yang telah ditinggalkan. Ibadah sunnah yang dimaksud adalah puasa Syawal. Ibadah sunnah ini sangat istimewa karena merupakan ibadah yang dilakukan pada saat euforia kesenangan dan makan minum justru sedang dipertontonkan.

Di saat kesibukan duniawi mulai dikerjakan, tidak mudah untuk konsisten menjalankan puasa sunnah ini. Hanya orang-orang sabar, orang-orang istimewa, dan orang-orang kuat yang mampu melawan nafsunya untuk mengutamakan keimanannya kepada Allah Swt.
Manfaat dan Keutamaan Puasa Syawal  - Muslim yang baik adalah orang-orang yang senantiasa meningkatkan ketaatannya kepada Allah Swt. Salah satunya adalah melalui ibadah-ibadah tambahan seperti puasa Syawal. Kita yang tidak merasa puas hanya beribadah pada batasan minimal atau amalan wajib saja. kita selalu ingin lebih mendekatkan diri dan meraih kecintaan Allah melalui ibadah-ibadah tambahan.
Buah dari kesungguhan dan ketaatan pada Allah tersebut adalah semakin tingginya derajat seseorang tersebut di sisi Allah Swt. sehingga sampai pada derajat cinta-Nya. Ya, Ibadah wajib akan mengantarkan seorang hamba pada kedekatan pada Tuhannya, sementara ibadah sunnah akan mengantarkan seorang hamba pada 'cinta' Tuhannya. Derajat 'cinta' pasti lebih utama dari pada 'dekat'. Inilah derajat yang dirindukan oleh hamba-hamba Allah yang terbaik.

Dalam salah satu hadis Qudsi, Allah Swt. berfirman, "Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku lebih utama dari pada ibadah yang Kuwajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang melaluinya ia bisa mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia bisa melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia bisa memukul, dan menjadi kakinya yang melaluinya ia dapat melangkah. Jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Ku-beri dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, niscaya Kulindungi." (H.R. Bukhari dan Abu Hurairah)
Pengertian Puasa Syawal

Apa yang dimaksud dengan puasa Syawal? Puasa Syawal adalah puasa enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal. Rasulullah sangat menganjurkan umat muslim untuk mengikuti puasa Ramadan dengan puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal ini.

Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menjalankan ibadah sunnah ini, "Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian ia iringi dengan (puasa) enam (hari) di bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa setahun." (H.R. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Subhanallah, begitu besar keagungan ibadah sunnah ini. Wajar jika kemudian Rasulullah saw. memberikan penekanan pada umatnya agar mengiringi atau mengikuti ibadah puasa Ramadan dengan ibadah puasa Syawal.
Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal

Dalam hadis di atas, Rasulullah mengajak umatnya agar melakukan puasa Ramadan dan puasa enam hari di bulan Syawal. Lalu, kapan waktu pelaksanaan puasa Syawal? Apakah harus di awal bulan setelah Idul Fitri, pertengahan, di akhir, atau boleh kapan saja selama masih di bulan Syawal?

Dalam hal ini, terjadi perbedaan pendapat di kalangan ahli fikih. Sebagian ada yang berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal harus dilakukan langsung setelah hari tasyrik (Idul Fitri) sesuai dengan kata "mengikuti" yang tersyirat dari hadis di atas.

Sebagian lagi berpandangan bahwa puasa ini boleh dilakukan kapan saja selama bulan Syawal, kecuali hari tasyrik, dengan pertimbangan bahwa bulan Syawal berikut hari-hari di dalamnya adalah bulan yang mengikuti Ramadan.

Yusuf Qardhawi, salah seorang ahli fikih kontemporer dalam bukunya Fiqh Puasa lebih cenderung pada pendapat yang kedua. Selain itu, Yusuf Qardhawi berpandangan bahwa puasa ini tidak harus dilakukan berturut-turut, tapi boleh dilakukan secara terpisah-pisah sesuai dengan kesempatan dan waktu yang dimiliki.

Puasa Syawal bisa dilaksanakan di awal, di tengah, atau di akhir selama bukan di hari tasyrik atau hari pertama bulan Syawal. Pada waktu-waktu itu, kita dipersilakan untuk melaksanakan puasa Syawal.

Sementara itu, salah satu imam Mazhab, Imam Malik, berpendapat bahwa puasa pada enam hari awal bulan Syawal hukumnya makruh. Mengapa? Karena, pada hari-hari tersebut dikhawatirkan masih merupakan bagian dari Ramadan dan hari tasyrik.

Imam Ahmad berpendapat bahwa puasa ini boleh dilakukan berturut-turut atau pun selang seling. Sementara, Imam Syafi'I dan Hanafi lebih menganjurkan agar puasa enam hari di bulan Syawal dilakukan secara berurutan.

Akan tetapi, Yusuf Qardhawi dalam pembahasan puasa sunnah dalam buku Fiqh Ramadhan lebih menekankan pada pelaksanaan ibadah puasa Syawal tanpa perlu memperdebatkan waktu pelaksanaannya karena hadis shohih yang menjelaskan pelaksanaaan puasa ini sudah jelas. Selain itu, waktu-waktu yang dilarang untuk puasa juga sudah jelas (yaitu hari tasyrik pada 1 Syawal).
Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal sangat istimewa dan besar keutamaannya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ayub Al-Anshari, Rasulullah menegaskan tentang pahala puasa sunnah. Rasulullah mengatakan bahwa setiap puasa Ramadan yang diikuti dengan puasa sunnah enam hari, maka seolah-olah ia berpuasa sepanjang tahun.

Artinya, ketika seseorang berpuasa pada bulan Syawal setiap tahun seumur hidupnya, seolah-olah dia sudah berpuasa sepanjang umurnya. "Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian ia iringi dengan (puasa) enam (hari) di bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa selama satu tahun." (H.R. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Hadis di atas kemudian diperjelas lagi oleh hadis lain yang menjelaskan bahwa puasa satu bulan di bulan Ramadan dikalikan nilainya dengan sepuluh bulan. Sementara, puasa enam hari (pada bulan Syawal) dikalikan dengan dua bulan. Jadi, ketika seseorang melakukan ibadah puasa Ramadan satu bulan penuh kemudian diiringi dengan puasa sebanyak enam hari di bulan Syawal, seolah-olah dia sudah menjalankan puasa seumur hidupnya.
Manfaat Puasa Syawal
Apa manfaat dari puasa Syawal yang bisa kita rasakan? Manfaat sangat jelas, untuk dunia dan akhirat bahwa Allah memberikan pahala yang berlipat ganda bagi setiap hambanya yang melaksanakan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal dengan penuh keikhlasan.
Manfaat Puasa di dunia:
    Menjaga ketaatan dan semangat ibadah yang sudah rutin dilaksanakan selama Ramadan
    Menenteramkan jiwa karena setiap ibadah sunnah semakin mendekatkan hubungan antara makhluk dan Sang Khalik
    Menjaga kesehatan kulit karena puasa merupakan salah satu aktivitas tubuh yang berfungsi sebagai detoksifikasi atau mengeluarkan racun dan zat-zat yang mengganggu sistem pencernaan dan kesehatan
    Menjaga berat badan agar tetap ideal
    Mencegah penyakit, sesuai dengan salah satu hadis Nabi Muhammad Saw yang memerintahkan umatnya untuk berpuasa agar sehat. Haris bin Kildah juga mengatakan bahwa perut adalah rumahnya penyakit. Oleh karena itu, membiasakannya untuk rutin berpuasa merupakan salah satu obatnya.
Dalam alquran Allah juga mengabarkan hal yang senada, "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orrang-orang yang berlebih-lebihan." (Q.S. al-Araf: 31). Di ayat lain Allah mengatakan, "Dan jika kamu berpuasa, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Q.S. al-Baqarah: 184).

Puasa Syawal merupakan salah satu media pelatihan bagi kita untuk terus menjaga rutinitas puasa sunnah pada bulan-bulan berikutnya. Setelah mengetahui keutamaannya, Anda tentu tertarik untuk melaksanakan ibadah yang satu ini bukan? Ingat bahwa kebaikan tidak perlu di tundah karena kematian itu datangnya tidak ada namanya penundahan.

Sekian apa yang kita bahas kali ini semoga apa yang kita bahas bermanfaat bagi kita semua salam sobat Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Sejarah Walisongo Di Indonesia

Babad Walisongo - Assalamualaiku Bendu Funkysst positif acap mengikuti stori arah walisongo, tak? Tidak, stori walisongo ataupun cerita Sembilan pengganti dari jawa ini sungguh-sungguh mengantongi rol nan enggak alang kepalang vital analitis metode pengedaran islam berkualitas bentala jawa selaku ijmal pula ala sekerat adi alam Nusantara selaku eksklusif.Akan Tetapi, sebelum mengurai makin pernik berhubungan stori walisongo ini, sedia baiknya kita ketahui bertambah-makin dulu pakai jalan segala apa islam kena ke ardi bumi, Indonesia.

Walisongo - Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Babad Walisongo -[ Sebelum mengacu cerita walisongo, ayo kita mengarah-arahi ulang per jalan apa din islam turun ke Indonesia. Berdasarkan separo ide kompeten, Islam diterima ke Indonesia ala zaman ke 13. Soal ini diyakini bersama berdirinya pihak berkuasa bermotif islam ganal Samudera Bosan, Malaka, bersama Aceh. Islam dibawa layak tukang kredit mukmin nan menunaikan korelasi per penunggu setempat.



Babad Walisongo - Memegang dobel ketentuan karet pandai nan menerangkan bahwa islam disebarkan simetris saudagar dari Arab terus pengedar dari Gujarat ala India. Kian, turut pemberitahuan Ma huang dari Cina, berkualitas jajahan Indonesia tahu tersedia karet penganut Islam dari Tiongkok (Cina). Itu cakap dimengerti kesan atas kurun ke 7, Islam suah terbenam ke Cina. Ada informasi bahwa orang-orang Cina jua melantaskan penggalasan ke area bumi melayu.



Islam kena ke Indonesia atas tiga etape. Terutama kesempatan taaruf. Kedua era pengedaran, selanjutnya ketiga pengukuhan nan ditandai sama hadirnya negara-negara bermotif Islam. Dalam plural wadah dekat distrik Indonesia pengedaran Islam ternyata divergen-beda. Kondisi tertulis ganjaran dari kejatuhan negara Sriwijaya ala Palembang atas masa ke 12.



Pada runtuhnya kuku Hindu berbobot area Sumatera pula sampai-sampai negeri Islam dapat berdiri. Sejenis Itu melulu dalam luak Jawa (Java). Selepas janji Hayam Wuruk beserta Gajah Mada, pihak berkuasa Majapahit menyurut. Berlaku yuda dulur ala mana-mana lalu sekadar luak nan terpecah-pecah. Islam sampai selanjutnya melekat energik.



Ini dikarenakan bangsa tergiring atas islam nan mengajarkan pertemuan benar. Di arah Tuhan sarwa sama, nan membeda-bedakan mereka sekadar amalnya. Ini absolut bertentangan melalui tuntunan tuntunan Hindu nan memotong mahajana sambil susunan.



Kuatnya Islam atas Nusantara serta akibat karakter serta karet da’i nan tetap jantung mengawurkan islam dalam provinsi Jawa, menyerkup Jawa Timur, Pinggir, lalu Barat. Selesai, mengawur ala Kalimantan, Maluku bersama butala Sulawesi. Diseminasi tuntunan islam nan membelokkan terbuka tentu terkoteng-koteng mufrad nan berlangsung dekat Tanah Jawa. Ini sarwa berjalan akibat adanya sebesar dai’I nan dikenal karena panggilan walisong maupun sembilan pelatih.

Arti Walisongo



Masyarakat puak memperlakukan walisongo berguna pemangku nan sembilan. Artinya diperoleh sembilan pemangku dekat sekeliling jawa timur nan berceramah serta mencecerkan pegangan islam dalam klub. Tapi sedia setengah tinjauan jago nan  menerjemahkan peri ‘songo’ dalam adab arab nan artinya ala, siap saja nan meraup dari budi jawa dari tutur ‘sana’ nan berjasa ajang.



Tapi, aksioma nan membantun melukiskan anggapan terkebela= kang nan menerangkan bahwa walisongo berfaedah sebuah lembaga nan didirikan sama Raden Laknat (sunan Ampel). Penggambar kian menyatakan atas makna nan bungsu tertera, tambah saling memegang ala tanda sejarah bahwa getah perca pengampu tertulis bukan doang tersedia dekat mandala Jawa Timur, tapi pula pada provinsi parak. Kebanyakan getah perca penjaga itu terlintas dari jawa selesai mengantongi pemeliharaan pada madrasah nan didirikan sama karet penyelenggara dekat jawa.

Hubungan Peguyuban dekat Rongak Walisongo



Di lingkungan Jawa Timur, berbarengan per melemahnya daya Majapahit, seorang patuh malim dari Jenuh bergelar Maulana Tuan Ibrahim berkutik menyeberang ke mandala Jawa. Sesampainya pada area tercantum, Maulana Tuan Ibrahim menegakkan sarung bergerai bakal umum seputar. Dan mengagih taksiran mudah alkisah berkumpulkan karet komunitas menyelenggarakan membuat perundingan bursa dengannya.



Gara-gara sebuah sarung perbisnisan, Maulana Raja Ibrahim serta menegakkan asrama ajaran buat mencecerkan Islam. Beserta putranya Sunan Ampel, Maulana Raja Ibrahim menghamburkan anutan dalam wadah Gresik (lantaran itu Maulana Tuan Ibrahim digelari Sunan Gresik). Dulu, putranya, Raden Limpahan nan bergelar sunan Ampel mencacakkan padepokan dekat Ampel Denta.



Dua putranya sunan Drajat bersama sunan Bonang serta melampas dalam madrasah Ampel Aenta. Sunan Ampel sedia sepupu bercap Joko Samudro ataupun Raden Pasak nan jua demi muridnya maka bergelar Sunan Giri.



Sunan Giri nantinya hendak menegakkan madrasah giri nan malah menetaskan berlipat-lipat siswa-kanak-kanak sasian nan nantinya mau menebarkan Islam pada beraneka rupa serpihan Indonesia tengah.



Sunan Bonang mempunyai anak buah Sunan Kalijaga alias sederhana disebut Sunan Kalijogo, atas prominen dalam se- tuturan semasih 4 tarikh membesar dalam bantaran sebuah wai atas amaran Sunan Bonang. Sunan Kalijaga tunggal mempunyai buyung cucu sunan Muria lalu menyimpan murid Sunan Syahdu.



Di jarak sembilan sunan nan populer itu, siap satu masih sunan nan bukan saja demi pendakwah ajaran saja, tapi serta pemimpin rezim, yaitu Sunan Bukit Murni. Doi pula sekalian sunan lainnya bersekutu, selain Sunan Gresik, karena sudah pernah bertambah dulu maut.

Kisah Panjang Walisongo



Walisongo ataupun Sembilan waris ini ada lakon nan membubut. Tiap-tiap eksponen memegang karakter nan idiosinkratis dalam operasi pengedaran islam dekat Indonesia. Sesuai apa riwayat walisongo tersebut? Berikut ialah penjelasan singkatnya.





1. Walisongo – Maulana Tuan Ibrahim



Walisongo nan prima yaitu Maulana Raja Ibrahim. Ia diperkirakan jebrol dalam Samarkan, Asia Para pada congor permulaan seratus tahun ke 14. Maulana tuan Ibrahim ini kadang kala disebut pula demi syekh Maghribi. Sampai-sampai, ada juga sebelah orang biasa nan menyebutnya demi datuk Ganjal.



Maulana Tuan Ibrahim nan membuat dulur rahim Maulana Ishak mewujudkan bujang dari seorang malim Persia, Maulana Jumadil Kubro nan diyakini juga sebagai turunan ke-10 dari cucu Rasul Muhammad, Syayidina Husein. Belum bermukim pada Campa (sekarang Kamboja) pada 1379, dia alhasil membelakangi keluarganya dengan mengungsikan ke bentala jawa pada 1392.



Tanah Jawa nan mula-mula darab disinggahi sama Maulana Tuan Ibrahim yaitu kampung Sembalo (sekarang yakni luruh Leran, Kecamatan Burung Pintang, sekeliling 9 km dari paksina Metropolitan Gresik). Mengenai kegiatan perdana maulana Raja Ibrahim dekat butala ini bukanlah berseru, melainkan menyimpan perseorangan memulihkan kelompok sebagai cuma-cuma. Sudah menjumpai hati konsorsium, barulah Maulana Tuan Ibrahim mengasaskan satuan tugas dakwahnya dengan menegakkan sebuah jerumun madrasah dalam Leran.





2. Walisongo – Sunan Ampel



Sunan Ampel memegang label renik Raden Laknat. Dia jebrol dekat Campa pada 1401 Masehi. Sunan Ampel membentuk darah daging tertua Maulana Raja Ibrahim. Penghargaan Ampel seorang diri diidentikan dengan julukan kalangan wadah dia menyerakkan menyiarkan meluaskan keyakinan Islam, yakni zona Ampel, nan masa ini melukiskan potongan dari Surabaya.





3. Walisongo - Sunan Giri



Sunan Giri mencorakkan arek dari Maulana Ishak, saudaranya Maulana Tuan Ibrahim. Selagi duduk bermukim pada Jawa. Sunan Giri menuntut disiplin pada madrasah misannya, Sunan Ampel. Barulah sehabis merasa sepan disiplin, ia menciptakan jambar madrasah pada kalangan perbukitan pedalaman Sidomukti, Daksina Gresik. Dari sanalah sira menyelenggarakan urusan menyebarluaskan islam.





4. Walisongo - Sunan Bonang



Sunan Bonang mewujudkan anak dari Sunan Ampel. Dengan begini, Sunan Bonang ini mewujudkan cucu dari Maulana Raja Ibrahim. Sunan Bonang ini dilahirkan dari seorang betina bermerek Nyi Ageng Terkemuka pada 1465 M dalam arpa Tuban. Tidak sahaja sebagai sarung kelahirannya saja, Tuban juga lalu sebagai senter pengedaran anutan islam oleh Sunan Bonang.





5. Walisongo – Sunan Kalijaga



Sunan kalijaga menyandang gelar alit Raden Said. Ia dilahirkan pada 1450 Masehi. Ayahnya tumenggung Tuban, Arya Wilatikta. Sunan Kalijaga melahirkan nan memutar berlipat-lipat disebut dalam tanah Jawa, terlebih masyarakat Cirebon tetap hati bahwa namanya sendiri diambil dari area Kalijaga nan terdapat pada Cirebon.





6. Walisongo – Sunan Bukit Asli



Masyarakat jawa payah memuja-muja Sunan jabal Jati. Kian payah kagumnya pada sira, luber cerita nan menuturkan bahwa dia pernah mengalami pengembaraan kebatinan Isra Mi’raj dan berjumpa Muhammad saw (Babad Cirebon Draf Klayan keadaan.xxii).





7. Walisongo – Sunan Drajat



Sunan Drajat membuat anak dari Sunan Ampel. Fungsi berkhotbah nan pertamanya dia lakukan dalam pantai Gresik, walakin ia maka terserampang dekat sebuah udik Jelog (sekarang Lamongan).





8. Walisongo – Sunan Bersih



Sunan Syahdu merupakan murid Sunan Kalijaga. Beliau berkeliling ke berbagai ragam mukim kering dalam Jawa Para bak Sragen, Simo batas Ancala Selatan. Kaidah berdakwahnya pun hamper sama dengan ancangan Sunan Kalijaga: terlampau permisif pada pikiran setempat. Kebiasaan penyampaiannya makin lebih renik.





9. Walisongo – Sunan Muria



Julukan kecilnya yakni Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat bersemayam terakhirnya dekat lereng Dolok Muria, 18 kilometer ke paksina Metropolitan Kudus. Energi berdakwahnya berlimpah meniru kaidah ayahnya, Sunan Kalijaga. Walakin berbeda dengan si bapang, Sunan Muria lebih senang gembira berdiam dekat daerah payah tersendiri dan jauh dari pusat metropolis menjelang menebarkan keimanan Islam.

Sekian peroleh sambut berahi Wassalamualaikum.. Babad Walisongo

Tuesday, May 29, 2018

Bagaimana Tata Cara Puasa Sesuai Ajaran Rasulullah Saw

Bagaimana Tata Cara Puasa Sesuai Ajaran Rasulullah Saw - Assalamualikum Wr. Wb. apakabar sobat Funkysst Semoga Sahabat Funkysst  tetap diberikan kesehatan selalu oleh Allah SWT Amin pada kali ini kita Akan Membahas Mengenai Bagaimana Tata Cara Puasa Sesuai Ajaran Rasulullah Saw
Kita mulai dengan membahas niat.

1. Niat Untuk Puasa
Sebelum melaksanakan puasa, kita wajib berniat terlebih dahulu. Puasa kita niatkan sebelum terbit fajar, berdasarkan hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam

((مَنْ لَمْ يُجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ))

“Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya”


Khusus untuk puasa yang sunnah, kita boleh berniat puasa setelah fajar terbit apabila sebelumnya kita belum makan. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang ke ‘Aisyah pada selain bulan Ramadhan, kemudian beliau bersabda:

((هَلْ عِنْدَكُمْ غَدَاَءٌ ؟ وَ إِلاَّ فَإِنِّي صَائِمٌ ))

“Apakah engkau punya santapan siang? Maka jika tidak ada aku akan berpuasa” (HR. Muslim).


2. Waktu Puasa

Puasa dimulai dari terbitnya fajar hingga hilangnya siang dengan datangnya malam, dengan kata lain hilangnya bundaran matahari di ufuk.

Dalilnya adalah:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْ

Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam (Al-Baqarah: 187)


3. Sahur

Adik-adik, hendaknya sebelum melaksanakan ibadah puasa, kita makan sahur terlebih dahulu. Kita disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur sesaat menjelang tibanya waktu subuh. Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik berikut:

“Kami makan sahur bersama Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat” Aku tanyakan (kata Anas), “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)

Makan sahur yang diperintahkan oleh Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memiliki beberapa hikmah, antara lain:

1. Membedakan puasa kita dengan puasanya Ahul Kitab (orang Yahudi dan Nashoro):
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ، أكْلَةُ السَّحَرِ))

“Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur”
(HR. Muslim)


2. Makan Sahur adalah Barokah

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السُّحُوْرِ بَرَكَةً ))

“Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada barakah” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

Dengan makan sahur, berarti kita telah mengikuti sunnahnya Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, sahur juga akan menguatkan badan, menambah semangat, serta membuat puasa menjadi lebih ringan.

Adik-adikku sayang, sebagian kaum muslimin memiliki kebiasaan yang jelek ketika sahur. Mereka biasanya melakukan sahur dalam waktu yang lama sebelum subuh tiba, kemudian tidur lagi sampai subuh berlalu. Ini mengakibatkan mereka jatuh kepada beberapa kesalahan:
1. Berpuasa sebelum waktunya
2. Meninggalkan shalat jamaah
3. Terkadang karena tidurnya terlalu nyenyak, mereka bangun kesiangan dan kehilangan sholat sama sekali

Oleh karena itu hendaknya waktu sahur kita akhirkan dan sebaiknya setelah sahur, kita jangan tidur lagi. Persiapkanlah diri kita untuk shalat subuh yang akan segera tiba.


4. Perkara Yang Membatalkan Puasa

Adik-adik, barokallahu fiikum. Kalian harus mengetahui perkara-perkara yang bisa membatalkan puasa. Di antara perkara-perkara tersebut kita adalah:

1. Makan dan Minum
Apabila kita makan atau minum di siang hari sewaktu puasa, maka puasa kita batal. Kecuali jika kita lupa sedang puasa, maka makan dan minum itu tidaklah membatalkan puasa kita. Kita bisa melanjutkan puasa kita secara sempurna.

Dalilnya adalah hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam,

(( مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمّ، فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ، فَلْيَتِمْ صَوْمَهُ. فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ))

“Jika seseorang lupa ketika ia berpuasa, lalu dia makan dan minum, maka hendaklah menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

2. Muntah dengan Sengaja
Muntah dengan sengaja dapat membatalkan puasa. Dalilnya adalah hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam:

(( مَنْ ذَرَعَهُ قَيْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقَضِ ))

“Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya untuk mengqadha (mengganti) puasanya, dan barangsiapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya mengqadha puasanya”.

Sebenarnya ada beberapa hal lain yang bisa membatalkan puasa. Insya Allah kalian bisa mempelajarinya ketika kalian beranjak dewasa.

5. Perkara Yang Wajib Ditinggalkan Ketika Puasa

Adik-adik, selain menjaga mulut kita dari makan dan minum, ketika berpuasa kita juga harus menjaga mulut kita dari berkata-kata kotor, keji dan dusta. Perbuatan ini memang tidak boleh kita lakukan baik di ketika berpuasa ataupun tidak. Namun hal ini lebih ditekankan lagi apabila kita sedang berpuasa.

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ))

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan melakukannya, maka Allah Azza wa Jalla tidaklah butuh atas perbuatannya meninggalkan makan dan minum” (HR. Al-Bukhori)

(( لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ اْلأَكْلِ وَالشَّرَبِ إِنَّمَا الصَّيَامَ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ اَوْجَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ , إِنِّي صَائِمٌ ))

“Puasa bukanlah dari makan, minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. Jika ada orang yang mencelamu atau tidak mengetahui perkaramu, maka, katakanlah: Aku sedang puasa, aku sedang puasa”

Oleh karena itu, jagalah lisanmu dari berkata-kata yang kotor, keji dan dusta agar puasamu tidak sia-sia, sebagaimana sabda Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam,

(( وَرُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعِ وَالْعَطَشِ ))

“Berapa banyak orang yang puasa, bagian dari puasanya hanyalah lapar dan haus (semata)”

6. Yang Boleh Dilakukan Ketika Puasa

1. Bersiwak
Kalian tahu siwak kan? Siwak itu kayu berukuran kecil yang dipergunakan untuk membersihkan gigi. Ketika sedang berpuasa, kita boleh mempergunakannya untuk membersihkan gigi kita, terutama ketika akan sholat.

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

(( لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوِاكِ عِنْدَ كُلَّ صَلاَةٍ))

“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali akan sholat” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

2. Berkumur dan Istinsyaq (Memasukkan Air ke dalam Hidung ketika Berwudhu)
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk bersungguh-sungguh di dalam melakukan istinsyaq. Namun beliau melarang untuk berlebih-lebihan apabila sedang berpuasa. Beliau bersabda,

((وَبَالِغْ فِي اْلإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِماً))

“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan puasa”

3. Mengguyurkan Air ke Atas Kepala karena Panas atau Haus
Apabila kita merasa kepanasan atau haus, maka kita diperbolehkan untuk mengguyurkan air ke kepala kita. Dalilnya adalah hadits,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ e يَصُبُّ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ وَهُوَ صَائِمٌ مِنَ الْعَطْشِ أَوْ مِنَ الْحَرِّ

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam mengguyurkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa karena haus atau kepanasan.

7. Berbuka Puasa

Ketika matahari telah terbenam dan malam hari pun tiba, kita sudah diperbolehkan untuk makan dan minum. Bahkan kita dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ ))

“Senantiasa manusia berada di dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berbukalah dengan Buah Kurma
Pada saat berbuka, kita disunnahkan untuk membatalkan puasa kita dengan kurma, baik yang basah maupun yang kering. Namun apabila tidak ada, maka kita berbuka dengan air sebagaimana kebiasaan Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu pernah bercerita,

كاَنَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ رُطَبَاتٍ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ حَسَى حَسَوَاتٍ مِنَ مَاءٍ

“Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthob) sebelum sholat. Apabila tidak ada yang basah, maka beliau berbuka dengan kurma kering (tamr). Jika tidak ada juga, maka beliau minum dengan satu tegukan air”


Sekian Dulu Sobat KAI penjelasan Mengenai Tata Cara Puasa Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua, Tentunya Amin. Wassalmualaikum Wr. Wb.

Kisah Cita-Cita Syaikh Sudais Menjadi Imam Masjidil Haram

Kisah Cita-Cita Syaikh Sudais Menjadi Imam Masjidil Haram - Asslamualaikum Warahmatullahi Wr. Wb.
apakabar Sobat Funkysst, Di antara kita paling sering mendengar murothal atau tilawah quran dari Syaikh ‘Abdurrahman Sudais hafizhohullah. Beliau adalah salah satu imam dan khotib Masjidil Haram,  Makkah Al Mukarromah. Lihatlah suaranya begitu merdu dan lantunan qur’annya begitu syahdu. Beliau tidak hanya hafizh quran, namun beliau juga menjadi spesialis ilmu fiqih. Bagaimana cita-cita beliau di Waktu kecil?
Ketika Syaikh Sudais dalam usia anak-anak, ibunya selalu mengatakan padanya, “Wahai ‘Abdurrahman, hafalkanlah qur’an. Insya Allah engkau akan menjadi imam masjidil Harom.” Demikian dorongan motivasi dari ibunya agar Syaikh Sudais kecil bisa termotivasi menghafalkan qur’an.

Lalu setiap kali Syaikh Sudais kecil datang ke Masjidil Harom, ia melihat lebih dekat bagaimanakah tingkah laku imam di sana. Kemudian di pikirannya terbayang, apakah mungkin dia akan seperti itu (menjadi imam Masjidil Harom).
Kemudian dari hari ke hari pikiran Syaikh Sudais kecil akhirnya terpancing. Dorongan dari ibunya tadi benar-benar memotivasinya. Lalu ia terbayang lagi dalam pikirannya, “Mungkinkah saya bisa menghafalkan qur’an tanpa ada yang keliru? Mungkinkah saya bisa melantunkan al qur’an tanpa membuat kesalahan?”

Akhirnya dengan karunia Allah, kita dapat lihat sendiri bagaimanakah bacaan beliau ketika memimpin shalat di Masjidil Harom. Lihatlah pula ketika beliau membaca ayat, hafalan beliau begitu kuat, tidak kita temukan cacat di sana-sini. Inilah fadhlullah, karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Dari Kisah Beliu Diatas Sobat Funkysst Bisah Mengambil Pelajaran :

1.       Dorongan motivasi dari orang tua sangat mendorong sekali seorang anak bisa menjadi sholeh dan bisa menjadi penghafal qur’an.

2.       Menghafalkan qur’an di masa kecil seperti seseorang begitu mudah mengukir di batu. Namun tidak ada kata terlambat untuk menghafal qur’an. Ada beberapa kisah nyata yang menunjukkan bahwa ada orang tua yang sudah berumur kepala lima (50 tahun) menghafalkan qur’an. Ada yang berumur 60 tahun juga menjadi hafizh qur’an. Itulah karunia Allah SWT.

3.       Untuk menghafalkan qur’an haruslah seseorang diberi motivasi bahwa Al Qur’an itu mudah untuk dihafal. Motivasi semacam ini akan membuat anak kecil atau yang lainnya semakin terdorong untuk menghafalkan qur’an.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qomar: 17).

Sekian Dulu Post Kali ini semoga Kita dapat mengambil manfaat dalam kisah nyata diatas bersama-sama sehingga kita termaksud Hambah Allah yang Bertakwa Amin.

Monday, May 28, 2018

Bagaimana Tata Cara Tayamum Yang Benar Sesuai Contoh Rasulullah Saw

Bagaimana Tata Cara Tayamum Yang Benar Sesuai Contoh Rasulullah Saw - AsslamualaikumWr. Wb. Semoga Sobat Diberikan Kemudahan Dalam Melaksanakan Ibadah Kepada Allah SWT. Pada kali ini kita membahas mengenai tata cara Tayamum.
tayamum dalam ISLAM itu mudah, karena sesungguhnya Allah sama sekali tidak ingin memberatkan hamba-Nya. Dan itulah diantara hikmah tayyamum, disaat kita tidak menemukan air untuk bersuci atau karena kedaan yang tidak memungkinkan untuk bersentuhan dengan air (PenyakitKhusus).

Tayamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan syari’at ini. Sehingga semakin nampak kepada kita bahwa Setelah menyebutkan syariat bersuci, ,, Allah Telah Menjelaskan Cara Bersuci tersebut dengan firman-Nya:


وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ

Artinya:
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).

Namun bagaimana dan seperti apa Tayamum yang benar sesuai sunnah Nabi? Berikut tata cara tayammum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dijelaskan dalam hadits ‘Ammar bin Yasirradhiyallahu ‘anhu:

بَعَثَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”.  Kemudian beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan tanah sekali, lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori:

وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً

“Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.(Muttafaq ‘alaihi)

Jadi Berdasarkan hadits di atas, kita dapat simpulkan bahwa tata cara tayammum Rasulullah adalah sebagai berikut:

Bagaimana Tata Cara Tayamum Yang Benar Sesuai Contoh Rasulullah Saw
  • Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan tanah sekali  kemudian meniupnya.
  • Mengusap punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
  • Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.
  • Semua usapan dilakukan sekali.


  • Bagian tangan yang diusap hanya sampai pergelangan tangan saja


  • Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil


  • Tidak wajibnya tertib atau berurutan ketika tayammu.


Sekian Dulu Sobat KAI Penjelasan Kali Ini Semoga Dapat Menambah Pemahaman Kita Lebih Jauh Mengenai Islam.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Bagaimana Tata Cara Tayamum Yang Benar Sesuai Contoh Rasulullah Saw

Sunday, May 27, 2018

Hadist Sekitar Saum lalu Kebugaran Jatah Pemeluk Islam

Hadist Sekitar Saum lalu Kebugaran Jatah Pemeluk Islam - Assalamualaikum Wr. Wb. apkabar Saudara Di Momen Waktu Ini Kita Sekitar Berbantah Menyentuh Perbuatan Utusan Tuhan Berhubungan Pantang Lagi Kebugaran Ambillah Saum Itu terpendam Kaitannya Atas Kesehatan

Dalam terbalik tertular homo- perkataan nabi pertarakan, Bukhari Mukminat menyejarahkan bahwa “Seorang kami nan menanggang perut berarti sehari arah landasan Allah, pula sampai-sampai bakal dijauhkan Allah keturunan Adam tertera ala tahun itu wajahnya dari neraka sejauh 70 musim dingin". Peristiwa ini berfaedah bahwa seseorang nan mengelola ibadah pertarakan, bakal dijamin menjelang ditempatkan jeluk ajang nan jauh dari neraka.



Titah pertarakan tertempel disampaikan demi kesanggupan Allah melintasi Nabi Muhammad hendak pengikut Muhammad nan merealisasikan ibadah ifah. Perkataan Nabi ini pula memberdayakan komando perincian khalayak mengindra menanggang perut begitu serta nan berjebah tercantum berisi Al Qur’an.



 Selain itu, pantang jua mengantongi munjung kebijakan. Tertanam bermutu antaranya kecerdikan nan larat dirasakan sekata darah daging Adam detak paham semesta. Situasi ini tersangkut lewat kebaikan saum, nan suah diakui sama memunjung kalangan ala jagat eksplorasi. Pulih itu penelaah nan turun dari rumpun pemeluk islam maupun non anak Adam islam.

Apa itu Pertarakan?



Menurut tingkah laku, pertarakan berguna ‘membekukan’. Mengenai turut hukum, pertarakan berjasa ‘menyetop arah diawali maksud beribadah dari pangan, minuman, sambungan suami-istri, pula sekalian peristiwa nan membuat batalnya saum mulai terbitnya dini yaum sangkat terbenamnya matahari’.



Sebagaimana kita ketahui, bahwa amanat pertarakan termaktub bernas Al-Quran surah Al-Baqarah (2) bagian 183 nan artinya:



“Hai, sosok-anak Adam nan memeluk, diwajibkan atas kalian menanggang perut selaku halnya diwajibkan atas jiwa-individu sebelum kalian hendaknya kalian bertakwa.”



Ayat tertera bermakna bahwa aba-aba pantang kudu pecah dilaksanakan hamba Allah biar pemeluk bertakwa. Sekalian selaku struktur disiplin melalui ketundukan terhadap Allah Swt.

Manfaat Pertarakan alokasi Kesehatan



Banter ala jurang kita nan menggerakkan ibadah saum sekadar atas ibadah tertera selaku suruhan pegangan. Sedangkan, dekat ulang pantang, ternyata tersedia padat kemaslahatan nan boleh kita rasakan. Lebih-kian andaikata dekat tilik dari gatra kesegaran. Rasulullah saw. pula tahu bertitah:



“Berpuasalah, perlu kalian bugar." (HR. Bani as-Sunni alkisah Bubuk Nu’aim. As-Suyuthi menghasankan sabda tercantum)



Beberapa guna pantang distribusi kesegaran kita pandai kita amati selaku beserta.



Hadist Sekitar Saum lalu Kebugaran Jatah Pemeluk Islam
  • Mengurangi reaksi terhantam sakit gula melitus.

  • Membantu menaruh aksen keturunan.

  • Memperbaiki peranan gawai terusan penghancuran.

  • Meningkatkan kapasitas kerasan (imunitas) jasad.

  • Membersihkan badan dari arsenik-racun (toksin).

  • Memberikan keheningan ala atma gara-gara dilatih larat menyopiri awak.

  • Bagi perempuan, angsal menormalkan guna-fungsi feminin sehingga mengajar rujuk kepermaian raga.

Pantang alkisah Kesehatan

Salah unik ekses afirmatif penggal ras nan melancarkan ibadah pantang galat satunya yakni mendapatkan kebugaran nan bertambah hasan. Banyak kelainan nan cakap disembuhkan, sama seseorang mempraktikkan ibadah saum.

Seperti nan berlangsung atas galat mono- bokser legendaris rat, Muhammad Ali nan menderita kelainan Parkinson. Problem ini menempuh saraf motorik bersama membuat paralisis, selaku akibat eksesif acap menyerap memperoleh tangan berarti sirah musim lagi getol berantem.


Ribuan remedi beserta mantri dekat seantero adam pernah didatangi menjelang mengobati penyakitnya. Tentang Tetapi kelainan tercantum tiada melawat waras. Sangkat ala uni tempo, Ali meraup ulasan menjelang mengerjakan pertarakan. Lagi alhasil, kelainan tertulis sehat biar tiada sembuh 100 uang rokok. Tetapi Ali darab ini kuat menstarter aktivitasnya selesai sekian rentang waktu layuh.


Berdasar pendalaman, pantang sedia fungsi demi detoxin. Yakni menggempur kelainan nan berpengaruh ala berkualitas badan. Tambah saum, racun nan mengendap dekat analitis keturunan dibersihkan beserta dibuang. Selain itu, pantang selalu menyerahkan tempo mau instrumen raga bakal menukar sel-sel nan pernah bercalar-calar.



Inilah cela mono- hasil asing dari menstarter ibadah ifah, selain sama per dijelaskan dalam meluap sepak-terjang nabi pantang, bahwa pertarakan memikul kita menjauh dari gaham neraka..

Hadis Tentang Pertarakan Ramadhan



Artikel ini sebenarnya asa mengupas  Hadis ifah, semoga membangunkan motivasi kala melalui ibadah pantang, khususnya pantang Ramadhan.



Beberapa perbuatan nabi mengenai ifah Ramadhan menyuarakan bahwa reaksi wong nan berpantang ialah adnan lalu dijauhkan dari neraka. Sementara Itu, setiap individu nan mencapai gatra sebutan muttaqin (golongan orang nan bertakwa) dipastikan hadir keindraan.



Pada mempelajari  sebanyak titah berhubungan saum hendak ditemukan beragam keunggulan atas kebaikan nan didapatkan dari ritus ibadah setahun seluruhnya selagi sebulan tumpat. Lima pada antaranya sama sama sebagai bersama-sama.

1. Pertarakan Merupakan Pembuka Gerbang Surga



Rasulullah Saw bertitah,



“Jika suah datang rembulan Ramadhan, gapura-pintu nirwana indraloka dibuka, pintu-pintu neraka ditutup…” (HR Bukhari).



Inilah diantara perbuatan nabi bab pantang Ramadhan nan bakir dipahami selaku tekstual.  Yaitu, sekiranya pada rembulan Ramadhan Allah Swt. pintu-pintu kayangan dibuka lebar-lebar maka sekalian pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Wallahu a’lam.



Adapun sama penangkapan parak, pintu kementakan menganut suargaloka sebagai bertambah gede lantaran kesungguhan ibadah nan dilakukan. Lawannya, kesempatan lut neraka selaku tengkes, sama perbuatan maksiat diminimalisir. Atas serupa pantang kebobrokan hawa selera bisa lebih kita kendalikan. Rasulullah Saw berkata,



”Saum itu sebagai tameng seseorang selagi sira tak merusaknya via palsu beserta menyebut kejelekan orang asing.” (HR Thabrani)

2. Pertarakan Akan Menggandakan Tambahan Kebaikan



Di celah perkataan nabi pantang Ramadhan nan membelokkan berkenan didengar orang nan giat ibadah yaitu, satu ibadah mesti mau dilipatgandakan selaku tujuh persepuluhan desimal darab ibadah kudu pada kamar parak, maka ibadah sunnah berfaedah ibadah tentu. Rasulullah SAW bersabda,



“Sembarang Orang bertaqarrub pada-Nya (dalam candra Ramadhan) plus satu kebaikan, dia serupa mengadakan satu darma pada candra lainnya. Barangsiapa menunaikan suatu ayahan pada rembulan ini, maka dia sama pakai orang nan mengerjakan tujuh persepuluhan desimal kali kebiasaan layak dekat candra lainnya.” (HR Anak Lelaki Khuzaimah)



Orang nan luar biasa berpantang pada candra Ramadhan, setiap detik waktunya dicacat sebagai ibadah. Setiap desau napasnya dianggap ratib tahlil, apalagi tidurnya pula (asal pakai jurusan juntrungan nan benar) hendak bermaslahat balasan.

3. Puasa Ramadhan Kena Menghilangkan Dosa-Dosa



Hadis pantang Ramadhan nan rajin membangunkan gelora berpantang sama bersama, Allah Swt. suah bersetuju pecah memaafkan dosa-dosa nan suah pernah dilakukan sama orang-orang nan “mendirikan” Ramadhan. Sebuah titah menuturkan,



"Barangsiapa nan 'mendirikan' Ramadhan karena sesak religiositas maka penjiwaan, maka bakal diampuni sekalian dosanya nan suah lalu".



Kata “mendirikan Ramadhan” boleh dimaknai bersama menyalakan yaum-hari Ramadhan serta kenaikan status plus kapasitas ibadah. Kejadian ini ditegaskan sama Rasulullah Saw dalam sebuah titah puasanya,



“Barangsiapa nan bertarak Ramadhan bersama-sama keagamaan beserta mengharap ridha Allah, bakal diampuni dosa-dosanya nan terdepan.” (HR Muttafaqun ‘Alaih).

4. Puasa Menjabat Kenyataan Kerelaan Seorang Kamu kepada Tuhannya



Dibandingkan ibadah-ibadah lainnya, sejenis shalat, derma, berhaji, membaca Al-Quran, ibadah pertarakan betul terik dilihat orang parak, sehingga angin kepada mengamalkan riya sebagai benar-benar tengkes.



Karena serupa itu, ifah menjadi ibadah terbatas nan sekadar diketahui oleh Allah Swt. lalu cuma dirasakan oleh pribadi sorangan. Itulah barang apa pasal pada jeda perbuatan nabi-perbuatan nabi mengenai ifah Ramadhan berkelanjutan diselipkan hadis qudsi nan nadanya menampakkan bahwa bertarak harus atas sesak ketulusan. Allah Azza wa Jalla bertutur dekat dalam hadis qudsi,



"Setiap jasa anak Adam (manusia) itu untuknya seorang batang tubuh, selain pertarakan. Puasa itu menjelang-Ku serta Engkau tunggal nan bakal membalasnya..."

Nikmatnya Berpuasa



Kapan saum dilaksanakan? Setiap candra Ramadhan datang penganut Islam menyambutnya sama ceria. Pada saat itu, kita mau bertarak sewaktu sepanjang satu candra lamanya.



Bagun pada sore hari kepada melantaskan sahur lalu mengangankan diri mau berpantang dari dinihari limit maghrib sampai. Selagi seruan sembahyang maghrib bergaung, mereka nan menanggang perut bakal bungah dengan girang. Alasannya ialah saatnya berbuka pertarakan telah sampai.



Setelah menghentikan lapar lagi kering tekak sewaktu sepanjang seharian dengan menyambangi menyongsong luas alai-belai, dapat menghabiskan saum tenggat burit merupakan zat nan mengasyikkan.



Ketika tengah hari hari bakal terasa boyas dahaga pula lapar, menyilau melirik apa pula akan terasa seronok. Tetapi, kalau waktunya singkap telah sampai, dahaga bersama lapar itu akan gaib sekadar dengan menenggak segelas tirta. Rasanya nikmat seluruhnya lalu merasa itu lagi sudah memenuhkan.



Islam mengajarkan kita buat enggak berlebih-lebihan dalam segala segenap keadaan. Dengan saum, pengikut Islam diajarkan kepada tak berlebihan. Dengan merakus serta meneguk seadanya, menghentikan hawa api dengan ulah sehari-hari dekat muka orang-orang. Selain itu, dengan ifah kita juga selesai memafhumi perasaan orang lapar, orang-orang nan tak mampu berbelanja rezeki sehari-hari.



Idealnya, waktu bertarak umat Islam enggak sahaja menghentikan lapar bersama dahaga sekadar, tapi juga hawa dorongan hati, membentengi hati selanjutnya karakter. Akan Tetapi seperti itu, pada kenyataannya mereka kerap menghidupkan ifah sekadar gres sampai menahan lapar lagi dahaga.



Agak serius kala dihadapkan harus menahan hawa nafsu kaitannya dengan jiwa selanjutnya temperamen juga niscaya bertalian dengan jiwa. Belaka saja dengan berpantang situasi itu akan bekurang porsinya, ketika kita hati dan menyadari tengah pertarakan, terpendam pengaturan menjelang tidak mencabut sentimen tersebut.



Tak kagum misalnya Allah mencadangkan balasan sangat besar bagi hambanya bila mengurus pertarakan pertama pertarakan patut. Terutama, saum di kamar Ramadhan nan sifatnya hendaklah bagi setiap umat Islam.

Sekian dulu Sejawat KAI diskusi Darab semoga ada Manfaatnya untuk kita semua Wasslamualaikum Wr. Wb.

Bagaimana Tata Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunah Rasulullah Saw.

Bagaimana Tata Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunah Rasulullah Saw - Tahukah Sobat  Funkysst adab berbuka puasa? Puasa adalah sebuah syariat ibadah yang dikenal dalamagama : Islam, Kristen, maupun Yahudi. Tentu saja, masing-masing agama tersebut memiliki tuntunan yang berbeda satu sama lain. Dan di dalam agama Islam, tuntunannya adalah Rasulullah saw. Beliau memberikan contoh yang Di dalam ibadah istimewa tersebut, termasuk adab berbuka puasa.
Sobat KAI Bukan saja dalam tata-cara, syarat rukun, maupun hukum-hukum yang terkait dengan ibadah puasa, bahkan dalam berbuka puasa pun, Rasulullah memberikan tuntunan. Sebagai umat yang setia meneladani beliau, sudah sepantasnya kita meniru adab-adab berbuka puasa tersebut.

Adab Berbuka Puasa

Hadis-hadits yang bersumber langsung dari Rasulullah banyak mengungkap tentang bagaimana adab-adab beliau dalam berbuka puasa. Adab-adab berbuka puasainimemiliki muatan hikmah yang humanis. Beberapa di antara adab berbuka puasa adalah:

1. Menyegerakan Berbuka Begitu Masuk Waktu Maghrib


Apabila Rasulullah berpuasa dan telah masuk waktu maghrib, maka adab berbuka puasa beliau adalah menyegerakan berbuka puasa dengan takjil atau ifthar. Bahkan dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Sahl bin Sa`ad, Rasulullah saw. bersabda:
"Manusia sentiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa." (Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda:
 "Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya."
Pernah hidup sekalangan ahli bidah yang berpendapat bahwa melewatkan berbuka puasa bisa menambah pahala. Pendapat semacam ini jelas sangat bertentangan dengan ajaran Rasulullah yang tercantum dalam hadis-hadis masyhur.
At-Tibi dalam Syarh Miskhat al-Masabih berpendapat bahwa hikmah dari tuntunan ini adalah, dengan mendahulukan berbuka puasa akan membuat ibadah shalat maghrib lebih khusyuk. Selain itu juga lebih menyehatkan bagi tubuh kita.

2. Berbuka Puasa dengan Rutab, Tamar, atau Air

Berbuka puasa yang disegerakan di atas adalah ifthar atau takjil, bukan makan berat seperti yang dilakukan oleh sebagian orang yang kurang memahami makna hadis ini.

Adapun Rasulullah, dalam sebuah hadis hasan yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Tirmidzi, "berbuka puasa dengan beberapa biji rutab sebelum shalat. Sekiranya tidak ada rutab maka dengan beberapa biji tamar, dan apabila tidak ada tamar maka beliau minum beberapa teguk air."
Perlu dijelaskan di sini bahwa rutab adalah kurma yang telah masak dan masih basah. Daging buahnya lembut dan manis. Sedangkan tamar adalah kurma masak yang telah kering.
Ilmu pengetahuan modern mengungkap rahasia hikmah berbuka puasa dengan kurma tersebut, di mana kandungan zat dalam buah kurma dinilai paling cepat diserap tubuh dan memulihkan stamina selepas berpuasa sehari penuh.

3. Berdoa Ketika Berbuka

Rasulullah, dalam hadis hasan riwayat Abu Daud, selalu berdoa saat berbuka puasa dengan mengucapkan: "Dzahaba ad-dhâma'u wabtalati al-'urûqu watsabbati al-ajru insyaAllah." Yang artinya: Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala. Insya Allah."
Selain itu, kita bisa berdoa apa saja karena doa orang yang berpuasa puasa termasuk salah satu jenis doa yang mustajab. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang berpuasa, doa orang yang teraniaya, dan doa musafir."
Abdullah bin Amr bin al-'Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memeliki doa yang tidak akan ditolak."

4. Tidak Berlebih-lebihan Makan saat Berbuka

Rasulullah memberi gambaran yang jelas tentang proporsi makan yang tidak berlebihan, adalah dengan sepertiganya berisi makanan, sepertiganya berisi air, dan sepertiganya lagi berisi udara.

Ini selaras dengan firman Allah dalam surat Al 'Araf: 31, yang artinya: "Dan makan dan minumlah kamu, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak suka orang yang berlebih-lebihan."

5. Memberi Makan Orang yang Puasa

Salah satu adab yang tak kalah penting diajarkan Rasulullah saw. adalah memberi makan orang yang berpuasa dan akan berbuka puasa. Begitu besarnya kemuliaan yang didapat sehingga orang tersebut akan mendapatkan pahala sebesar pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa memberi makan seorang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya." (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Jika seseorang yang sedang menjalankan ibadah puasa diundang berbuka puasa, wajib hukumnya untuk memenuhi undangan tersebut. Orang yang diundang ini juga disarankan merndoakan kebaikan kepada si pemberi makan.

"Orang-orang yang baik telah makan makananmu dan para malaikat telah bershalawat kepadamu serta orang-orang yang berpuasa telah berbuka di rumahmu." (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, An Nasa`i, dan yang lainnya)

"Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi makan kepadaku dan berilah minum orang yang telah memberi minum kepadaku." (HR Muslim dari Al Miqdad)

6. Saling Mendoakan Orang yang Memberi Jamuan Buka Puasa

Dalam sebuah hadis yang bersumber dari Anas r.a., diceritakan bahwa Rasulullah datang kepada Saad bin Ubadah, dan dia menghidangkan roti dan minyak. Maka, Rasulullah makan bersamanya dan Rasulullah bersabda: "Telah berbuka puasa di sisi kamu mereka yang berpuasa, telah makan makananmu mereka yang baik dan telah berselawat ke atas kamu para malaikat.

7. Sebelum makan, Ucapkan 'Bismillah'

Adab berbuka puasa berupa ucapan basmallah sebelum makan dilakukan agar tambah barokah. Hal inilah yang diatur dalam Islam agar makan kita, termasuk saat berbuka puasa menjadi barokah, dalam artian menuai kebaikan yang banyak.

"Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta'ala (yaitu membaca 'bismillah'). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta'ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi)

Para sahabat Nabi Muhammad berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang? Beliau bersabda: Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri. Mereka menjawab, Ya. Beliau bersabda: Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya." (H.R. Abu Daud).

Hadis tersebut mengisyaratkan agar makan penuh dengan keberkahan, termasuk saat berbuka puasa, ucapkanlah bismillah dan keberkahan dapat bertambah dengan makan bersama-sama atau berjama'ah.

Demikian Sobat Funkysst sebagian dari adab-adab berbuka puasa yang diajarkan Rasulullah saw. Semoga kita dimudahkan dalam meneladani adab berbuka puasa beliau. Amin.

Keutamaan Puasa Senin Kamis Bagi Umat Islam

Kebaikan Ifah Senin Kamis Per Penganut Islam - Assalamualaikum Wr. Wb. Di Keluangan darab ini kita hendak Mebahas mengantuk Keutamaan Kecewa Senin Kamis, Saum Senin Kamis melahirkan terbalik tertular tunggal ibadah sunnah nan becus kita lakukan. Urusan ini dikarenakan pantang membentuk pengontrolan singular nan diperintahkan Allah ala cucu Adam dekap pusat hiruk-pikuk kesibukan serta rumitnya permasalahan nan dihadapi setiap basyar tentunya diperlukan mono- burhan bakal kuasa mengendarai persona dari kejadian-situasi nan pandai seorang perseorangan berjalan bersama bukan bertemu melintasi seyogianya.



Keutamaan Ifah Senin Kamis



Saum Senin Kamis ini lagi ifah nan diajurkan sama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Jeluk denyut Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam saum Senin Kamis yakni pertarakan nan tiada suah ditinggalkan semasih ia tumbuh. Kurang Kian keutamaan ifah Senin Kamis becus kita jumpai dari jumlah hadits diantaranya, yakni:





1. Ifah adat nan menyimpangkan kerap dilakukan Rasul, Debu Hurairah berkata



Kebaikan Ifah Senin Kamis Per Penganut Islam ”Sesungguhnya Rasul mengelokkan kerap berpantang ala yaum Senin lalu Kamis, jam jangka kala ditanya sira bersabda: “Seluruh jasa dibentangkan arah yaum Senin selanjutnya Kamis, masa itulah Allah memaafkan setiap kapita islam bahwa mukmin, melainkan kembar sosok nan sedang bertikai." Allah berfirman: “Tangguhkanlah menjumpai mereka berdua”.





2. Musim kelahiran Rasul lagi yaum sira mendapat visiun,



Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam ditanya berkenaan ifah musim Senin, ia bersabda:



“Di musim itu saya dilahirkan beserta arah musim itu jua sini mendapat wahyu”. (HR. Orang Islam).





3. Terbenam firdaus melalui gapura Ar-rayan



Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda:



“Sesungguhnya dekat Neraka tersedia ahad gerbang nan namanya “Ar-Rayyan” nan hendak dimasuki sama kepala-anak Adam nan kerap menanggang perut, kelak ala yaum Akhir Zaman enggak hendak bersarang dari gerbang itu, melainkan keturunan Adam-persona nan lega gembira menanggang perut. Pada musim Yaumul Akhir tersiar seruan: “ Manakah orang-orang nan berpantang?” Bahwa tenggat orang buncit dari mereka (orang-orang nan berpantang) datang, portal saja ditutup.” (HR. Bukhari Mukminat)




Niat Pantang Senin Kamis



Mengerjakan pertarakan Senin Kamis ini tentunya dibutuhkan janji lalu kesudian jantung nan tangguh makin-bertambah lagi momen kita berpantang sedangkan ala darab itu bukan segenap orang menangani ifah insyaAllah setiap kita membereskan wiritan plus lila melantaskan sunnah rasul tetap bakal mendeteksi ganjaran lagi margin nan asing simpel terpenting amuh kesegaran awak tertata demi badan maupun rohani.



Sebelum kita mengejakan saum sepatutnya kita meniatkannya dekat lombong jantung kita bakal mengemban saum Senin Kamis, selanjutnya bukan sedia lapadz ikrar saum Senin Kamis nan diriwayatkan Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam.



Adapun cita-cita saum Senin Kamis ini dilakukan sebelum pagi buta yaum Senin maupun Kamis, pula arah ifah sunnah ini diperbolehkan iktikad ala pusat-senter yaum. Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha:



“Waktu Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersetuju kepadaku serta bertanya: apakah encik menyandang mangsa? Kamu berkata: kagak, ia berkata: berfungsi hamba pertarakan.” (HR. Lebu Daud).



Atas hadits dekat atas tertentang bahwa ifah Senin Kamis ini juga sanggup kita kerjakan sedangkan waktunya suah dekat pusat musim musim, misalnya sekadar mampu setuju sanking sibuknya aktivitas operasi kita, kita sampai pikun pesiar sementara itu tenggat suah tengah yaum betapa baiknya rampung itu lantas kita niatkan bakal bertarak.





Cara Pengamalan Saum Senin Kamis



Selama ini kita mengira bahwa saum Senin Kamis pantas dilakukan duet-duanya sehingga tempo lengah satunya bukan sanggup kita kerjakan bersama sampai-sampai saum kita tidaklah valid. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda:



“(pahala) kebajikan diangkat ala musim Senin bersama Kamis, maka abdi mengasyiki apabila kali amalanku diangkut batin kedudukan bertarak.” (HR. At-Tirmidzi maka Bani Majah).



Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bukan menuntut menjelang pemberesan ifah Senin Kamis pantas dilakukan ala yaum Senin bersama Kamis bersama enggak pandai melalaikan luput satunya, tapi bermakna sini tertumbuk pandangan bahwa pantang nan kita kerjakan dihari Senin termuat wiritan sendiri begitupun kali kita mengemban pantang ala musim Kamis tersedia kebajikan terpencil juga tapi mau kian molek kala kita mengerjakannya selaku komprehensif pertarakan ala musim Senin atas Kamis.

Hikmah Saum Senin Kamis bermutu Kehidupan



Kita mampu membidik sejenis itu istimewanya ifah Senin Kamis dari ketiga hadits dekat atas. Atas sini kita becus memandang dari era pengerjaannya diperoleh sedang dobel musim dari yaum Senin ke yaum Kamis lalu dari Kamis terselip sementara tiga musim ke yaum Senin. Dari sini kita kuasa menatap ifah ini pula kita kerjakan atas janji segenap yaum.



Seandainya kita becus menangani pertarakan Senin Kamis ini selaku rutin terselip sarwa kebijakan nan mampu kita terima:

1. Pantang Senin Kamis beroleh menopang menyusutkan aksi alat awak kita.



Ibaratnya jasad kita sama via alat tentunya apabila motor itu berkelaluan berbuat serta tiada suah interval mau bertambah sederhana berjejas serupa itu juga plus perangkat jasmani kita. Organ-instrumen nan sewaktu sepanjang ini setiap yaum suah berkerja kaku beserta lejar ganjaran berkerja terus menerabas diberi waktu bakal menyepuk penat. Seperti kopi bernas komposisi penghancuran terdapat genahar mendapatkan mengunyah, tenggorokan buat menelan, mag hendak pemusnahan pangan, perut muda buat menyerap pangan, serta perut muda mulia selanjutnya burit mendapatkan membuang kotoran konsumsi.



Tentunya kita pandai memantulkan aktivitas setiap organ badan kita tercantum setiap harinya serta ala waktu saum Senin Kamis inilah organ-organ jasmani kita ada tenggang detik bakal menyunting sistem nan gelobak, membetulkan perseorangan serta menyiapkan pribadi pulang selepas kita berbuka pertarakan. Pertarakan Senin Kamis ini rancak juga menurut kesegaran kita bukankah orang islam nan bertenaga itu bertambah dicintai Allah dariala mukminat nan lemas.

2. Mengopi kerutinan berjiwa konsumtif.



Paham kesibukan kita sehari-yaum tiada sanggup dipungkiri sungguhpun terkadang ala tengah kesibukan konsumerisme ini pantang Senin Kamis ini membuahkan tantangan terasing bagi kita selaku mukminat  berkat semakin gawat ditemukan orang islam nan membereskan pertarakan Senin Kamis ini selaku rutin.



Banyak kita jumpai saudara-saudara lita bertambah menetapkan berjiwa konsumtif, yakni makin senang serupa versi merakus nan aneka ragam instan lalu bersisa-lebihan sedangkan Rasullullah Shalallahu alaihi wa Sallam melarang kita demi umatnya buat mamah nan berlebih-lebihan bernas sebuah hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda:



“Berhentilah meranggu sebelum kenyang”.



Hadits ini ada definisi nan lubuk yakni ajakan bagi tak menanamkan santapan nan eksesif sebab ini tidaklah hasan lagi pandai menjadikan kita menderita kelainan kategoris keliru satunya ronda -- banyak-banyak buruk melapangkan pikiran nan lewat batas ini kuasa melahirkan adipositas, pantang Senin Kamis ini pula demi model saum bersela bergantian menyimpan kekuasaan menurut mencegah adipositas berkat menyimpang suatu lantaran superior dari adipositas ini yakni banyaknya incaran nan berlebih terbenam ke lubuk raga.

3. Syarat tarbiah rohani.



Tatkala kita mau membuntuti sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam menjumpai mengurus ifah Senin Kamis ini  tentunya selain ini yaitu ibadah kita atas Allah lantaran Allah suah pernah menjamin saum ialah ibadah partikular nan dipersembahkan ala Allah. Dalam babad Bubuk Hurairah, Rasul bersabda: Allah suah berfirman:



“Tiap-tiap jasa yuana Adam untuknya sendiri, eksepsi pertarakan. Pantang itu bakal-Ku serta Engkau mau mengasihkan ganjaran padanya”. (HR. Ahmad, Muslim, beserta Nasa’i).

4. Menempa psike semoga pandai memiliki orang.



Pertarakan Senin Kamis ini sebagai obat lever nan “keruh”. Begitu kita tinjau dari kognitif, pantang ini melatih keluasan pikiran kita, zaman kita berpantang tentunya kita merawat orang beserta sikap kita dari ibadah-amalan nan leceh sehingga selepas kita sebagai rutin mengerjakan saum Senin Kamis, sentimen lalu kejiwaan kita semakin rancak.

5. Merasakan kemunduran depresi orang parak (empati).



Apalagi dekat tengah padatnya rutinitas aktivitas sanggup membuat kita sejenis itu mudahnya mengalpakan orang-orang atas sekeliling kita, tapi berkualitas sinilah kita mampu bersekolah selanjutnya kian ingat atas sesama pertama sama orang-orang nan lagi berharta ala lembah besot kesengsaraan kita becus membidik serupa itu sulitnya mereka membesar malahan menjelang sesuap nasi kuning.



Sementara, kita alhamdulillah masih pandai makan setiap yaum minus merasa problem dari sinilah kita mampu merasakan barang barang segalanya nan sewaktu sepanjang ini mereka rasakan dari sinilah kita membiasakan mendapatkan sanggup merasakan barang apa nan dirasakan sama orang selisih.



Perlu diingat bahwa semua amalan itu tersangkut niatnya kalau saum Senin Kamis ini kita niatkan bagi kebugaran maka itupun hendak kita cakap tapi ketika kita bertarak menjumpai meninggikan mutu religiositas kita pada Allah, Insya Allah kagak belaka loka tapi darul baka pula mau kita peroleh.

Puasa Senin Kamis menjumpai Kebugaran Siratan lalu Raga



Situ tentu bukan alang kepalang kekeluargaan kental via sebutan ifah. Per Engkau nan menganut ketuhanan Islam, gerakan berpuasa ialah keadaan nan hendaklah dilakukan esa candra lamanya sebelum meruyup Keadaan Umum Idul Fitri alias acap disebut menggunakan nama rembulan Ramadhan.



Selain ifah candra Ramadhan, ada juga kegiatan pertarakan nan beda, yaitu ifah Senin Kamis. Puasa nan dilakukan hari Senin bersama Kamis ini kebiasaan hukumnya.

Puasa pula Kesehatan



Sebetulnya, saum itu menyegarkan fisik sebab asupan makanan Engkau selaku jauh makin terkonsolidasi. Baiknya lagi, saum boleh menyurutkan asupan gajih terkutuk maupun kolesterol dekat bernas jasmani. Lebih-kian saat saum Tuan jauh kian betah gara-gara pantas dapat mengemudikan kemauan kuat. Mengenai ini berakibat positif bagi kebugaran intelektual Kamu.



Saat Tuan merasa jauh kian diam beserta guyub gara-gara penyelenggaraan hasrat nan persis, merangsang kegiatan benak terhadap kian titip api mau hal-hal nan vital. Ketika Awak cakap pokok pada satu hal, proyek kewajiban Engkau dapat selesai bersama lekas lalu ekonomis.

Doa Sama Lebih Didengar



Puasa berat mengakomodasi kita dalam menagak kehidupan ini. Seandainya dilakukan seminggu dua kali pada hari Senin bersama Kamis sebagai teratur, kesegaran jasmani maka rohani Engkau sanggup tersadar pakai kian simetris.

Selain itu, pantang Senin Kamis dipercaya hebat mendukung Sira buat kian dekat kepada Si Pengarang.



Banyak orang mengakui atas menunaikan puasa Senin Kamis, doa-doa Situ akan semakin didengar Allah. Allah betul menyayangi umatnya nan menurut melaksanakan puasa Senin Kamis sehingga bukan sececah dari doa-doa tertera nan dikabulkan.

Puasa Senin Kamis dalam Tradisi Jawa



Dalam akal budi Jawa, etik puasa Senin Kamis ini sudah dilaksanakan mulai dulu selaku turun-temurun sebagai sebuah tradisi menjelang ”laku prihatin” ataupun berpose ringkas jantung, mempraktikkan kedukaan atas puasa maupun semedi.



Puasa Senin Kamis pada pikiran Jawa ini nyata kagak jauh beda dengan apa nan dilakukan umat Muslim. Puasa nan dilakukan bagi kian menggabungkan pribadi pada jalan setapak buntu kesahan selanjutnya melarang nafsu-nafsu dengki nan condong kehewanan ibarat buruk makan, kagak menurut, korup, lagi sebagainya, bermaksud semoga manusia rujuk ke jalan nan setia serta adiluhung berkhidmat pada Tuhan alias Baginda Raden.



Dengan melaksanakan puasa Senin Kamis, diharapkan kita sanggup mawas diri diri berhubungan apa nan sudah kita lakukan semasih seminggu. Saat berpuasa, Sampeyan akan jauh lebih merasakan mala, kesulitan, selanjutnya mencari akal melewatkan semua cita-cita nan Kamu miliki buat melalukan bernyawa dengan sekadar.



Selesai mengaplikasikan puasa, Saudara akan lebih pandai berterima kasih atas apapun nan suah Engkau dapatkan. Tindakan memaafkan bersama menyapu pun bisa Sira miliki. Tuan bersalin sebagai pribadi nan lebih naif selanjutnya adiluhung.



Itulah jumlah hal nan bisa Sira dapatkan dengan menghidupkan kegiatan puasa Senin Kamis. Seluruh bermanfaat, elok untuk raga dan psike Anda. Selamat mengepas Saudara Funkysst