Friday, May 25, 2018

Pengertian Puasa dan Macam-Macam Puasa dalam Islam

Asslamaualaikum Wr. Wb. Pengertian Puasa dan Macam-Macam Puasa dalam Islam Apakabar Sobat funkysst Semoga Kita Masih diberikan Kesehatan Selalu Oleh Allah SWT, Pada kesempatan kali ini Kita akan membahas mengenai Pengertian Puasa mungkin nir Asing lagi ditelinga Sobat funkysst Tentang  Pertian puasa bagi umat muslim di semua global, merupakan bagian integral dari perilaku penyerahan diri menjadi makhluk di hadapan pencipta, Al-Khaliq. Kapan dilaksanakan, apa yang menjadi dorongan, dan bagaimana cara melaksanakan puasa akan menentukan apakah puasa tadi bernilai menjadi ibadah harus, sunah, makruh, atau bahkan sanggup menjadi perbuatan yg haram.


Pengertian Puasa
Pengertian puasa dalam kaidah bahasa sanggup diartikan menjadi menunda. Menahan pada sini, yaitu menunda berdasarkan hal-hal yg masuk ke dalam mulut dalam bentuk kuliner dan minuman, bahkan jua diartikan menunda dari perbuatan dan bicara.

Dalam petikan surat Maryam ayat 26 dijelaskan bahwa, ”Sesungguhnya aku telah Aku telah bernazar berpuasa demi Tuhan yg Maha Pemurah, bahwasanya Aku tidak akan berbicara menggunakan seseorang insan pun pada hari ini."

Sementara Pengertian puasa berdasarkan secara syariah Islam disepakati para ulama, yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat buat berpuasa dari terbit fajar sampai tenggelam surya (maghrib). Ada pula sebagian ulama yg mendefinisikan kata-istilah ’membatalkan puasa’ itu sebagai perbuatan 2 anggota badan, yaitu perut & alat kelamin.


Dalam selain agama Islam, dikenal juga aktivitas puasa. Para pendeta, contohnya senantiasa melaksanakan puasa buat menambah pahala,

 kaum Yahudi pun mengenal puasa bicara. Puasa bagi umat Buddha & sebagian Yahudi adalah bagian menurut kegiatan bertapa.


Bagi umat muslim, salah satu nasihat melaksanakan puasa adalah buat mendekatkan diri pada Allah Swt & memperoleh derajat yg agung di hadapan Allah Swt berupa ketakwaan. Hal ini misalnya dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183,

 yg ialah, ”Hai orang-orang yang beriman sudah diwajibkan atas engkau berpuasa sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Selain puasa sebulan penuh dalam bulan Ramadhan, umat muslim mengenal puasa lain yg sifatnya sunah, seperti puasa Senin-Kamis, yakni puasa setiap hari Senin & Kamis saja. Lantaran sifatnya puasa sunah, maka nir ada kewajiban & paksaan dalam pelaksanaannya.

Di samping puasa Senin-Kamis dikenal jua puasa nazar, yaitu puasa atas sebab atau tujuan eksklusif yang diniatkan akan berpuasa bila karena-karena itu terjadi. Misalnya, seseorang bernazar ”Saya akan puasa seminggu penuh jikalau diterima jadi pegawai negeri sipil”. Setelah ia berhasil sebagai PNS, maka terkena hukum wajib buat puasa seminggu penuh tadi hingga kapan pun & akan sebagai utang manakala belum dilaksanakan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa bila seseorang tidak dapat melaksanakan puasa nazar, maka ia harus memerdekakan budak sahaya atau kalau nir ada, dia wajib memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin.

Puasa-puasa sunah lain di antaranya adalah puasa nisfu Sya’ban yg dilaksanakan pada awal atau pertengahan bulan Sya’ban, puasa pertengahan bulan, puasa Asyura yg dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 bulan Haji untuk orang yg tidak sedang melaksanakan haji, atau puasa 6 hari pada bulan Syawal sebagai puasa sunah penyempurna ibadah puasa Ramadhan.

Puasa Bagi Kehidupan Manusia
Kemampuan setiap orang pada mengendalikan dirinya adalah aspek penting pada pergaulan insan buat menuju tata kehidupan yang harmonis, penuh tenggang rasa, dan cinta kasih. Dengan argumen demikian, semakin terlihatlah bahwa arti puasa mempunyai peran krusial dalam kehidupan insan.

Puasa bukanlah sekadar menunda rasa lapar dan haus atau sebuah tindakan yg seolah-olah memberitahuakn sikap empati terhadap orang-orang yang sedang mengalami kelaparan, sehingga pada saat ketika puasa berakhir, terkadang kita jadi sedikit berlebihan pada hal makan dan minum.

Selain itu, hiperbola juga buat menunjukkan bahwa berpuasa merupakan suatu tindakan buat memberitahuakn perilaku ikut merasakan kita kepada orang-orang yang kelaparan. Puasa kita memiliki batas akhir ketika & kita punya kuliner untuk mengakhiri puasa. Namun, puasa orang-orang yang sedang kelaparan nir memiliki kejelasan akan batas akhir ketika. Begitu pula dengan persediaan makanan buat mengakhirkan puasanya.

Puasa bagi umat Islam merupakan menunda diri dari makan & minum, serta menunda segala sesuatu yg bisa membatalkan puasa. Waktunya dimulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Itu pun wajib disertai niat dan kondisi-kondisi tertentu.

Di dalam agama Islam, puasa merupakan keliru satu rukun Islam yang ketiga, yg harus dilaksanakan oleh umat Islam. Banyak jenis puasa yang terdapat pada dalam ajaran kepercayaan Islam, ada yang harus dilaksanakan dan terdapat yg sunah buat dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi umat Islam merupakan puasa Ramadhan.

Puasa Ramadhan wajib dikerjakan sang seluruh umat Islam, kecuali orang-orang yang dibolehkan buat tidak berpuasa, akan tetapi itu pula wajib dibayar pada hari lain, selain bulan Ramadhan.

Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh jua nir. Jika dilaksanakan akan menerima pahala & apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa. Contoh puasa sunah merupakan puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah.

Banyak manfaat yg bisa diambil menurut berpuasa. Sebagai umat Islam puasa pada bulan Ramadhan tidak hanya menahan lapar & haus saja, tapi juga menunda lainnya, misalnya yg telah disebutkan tadi. Berikut ini adalah manfaat dari berpuasa bagi diri kita sendiri.

Pengertian puasa yg pertama merupakan komitmen bahwa kita akan belajar amanah dalam diri sendiri. Seseorang yg menjalani puasa secara nrimo akan bersikap enggan buat membohongi diri sendiri. Sekalipun tidak terdapat orang yg melihat, dia nir akan mencuri-curi kesempatan untuk makan & minum atau melakukan hal lain yang bisa membatalkan puasanya.

Sikap ini didorong oleh keinginan untuk menerima suatu kepuasan batin. Jika terdapat seorang yang mengaku berpuasa, tetapi tidak mempunyai kejujuran dalam dirinya sendiri, mungkin beliau akan mendapatkan pengakuan kesalehan berdasarkan orang lain. Tetapi, jauh dilubuk hatinya, pengakuan yang beliau dapat menurut orang lain itu tidak akan pernah mendatangkan kepuasan bagi batinnya.

Kemenangan hakiki pada setiap konflik hanya akan mampu memuaskan batin, bila didapat menggunakan cara-cara yang amanah. Di luar itu, kemenangan hanya akan jadi realitas semu. Demikian pula pada konflik melawan hawa nafsu, hanya kita sendiri yang tahu. Dengan cara apa kita berhasil memenangkannya? Cara amanah atau curang?

Mengingat Pertian puasa merupakan komitmen bahwa kita akan bersikap jujur pada diri sendiri, andai kita berbuat curang, dengan sendirinya kita sudah berada di luar komitmen tadi. Otomatis puasa yang kita jalani akan jadi kehilangan makna & pahalanya nir ada.

Bagaimana orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, tapi melakukan tindakan yg nir jujur, misalnya mencuri. Hal tadi dikembalikan lagi pada pribadinya sendiri, apakah beliau tahu arti puasa itu sendiri.

Jangan mencontoh pada yang jelek, akan tetapi contohlah yang baik. Laksanakanlah puasa dengan kejujuran & output yg kita dapat pun akan terasa waktu ketika berbuka puasa tiba.

Melatih anak berpuasa semenjak dini juga, dapat melatih anak tadi buat bersikap amanah. Hal tersebut membuat anak sebagai mengerti apa arti berpuasa di kemudian harinya.

Pengertian puasa yang ke 2 merupakan pengendalian diri (self control). Ketika menjalani puasa, kita akan berhadapan menggunakan hal-hal yang sebenarnya dihalalkan bagi kita. Namun, karena kita sedang berpuasa, hal-hal yang halal tadi untuk sementara ketika diharamkan bagi kita. Kita pun dengan senang rela menerima ketentuan ini.

Kita nir boleh memakan dan meminum semua kuliner & minuman halal yang kita punyai. Kita pula tidak boleh melakukan interaksi suami istri dengan pasangan hayati kita yg absah. Anehnya, kita tidak berkeberatan  menggunakan hal itu. Bahkan, mematuhinya. Kenapa?

Karena kita betul-benar menyadari tentang arti puasa bahwa mengendalikan diri adalah aspek krusial bagi kehidupan insan. Tanpa adanya kemampuan pada mengendalikan diri, sangat sulit untuk membedakan mana insan dan mana binatang.

Bisa dibayangkan apabila setiap orang mampu buat mengendalikan dirinya, bisa buat mengendalikan keinginannya pada kehidupan sehari-hari, dunia ini akan tentram tanpa kejahatan. Bayangkan, dengan berpuasa, seorang sanggup menerima ketentuan yg mengharamkannya buat menikmati sesuatu yang sebenarnya halal baginya.

Dengan hal tersebut, sesuatu yang benar-sahih haram niscaya akan segera ditinggalkan. Bukannya mencari dalih bagaimana caranya menghalalkan sesuatu yang nyata-konkret haram supaya mampu dikorupsi secara aman.


Dengan rajin beribadah puasa, manusia sanggup terhindar dari segala macam penyakit hati, seperti sombong, kikir, iri hati, dendam, & sebagainya. Hati kita akan tentram & hening, bila kita mampu mengendalikan diri kita. Semoga Pertian puasa tersebut bisa berguna dan menambah keimanan & ketakwaan Kita.
Sekian dulu Postingan Kali ini Semoga Bermanfaat Bagi kita Semua, Wassalmualaikum Wr. Wb.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon