Friday, May 25, 2018

Cara Adzan dan Iqomah Menurut Agama Islam

Cara Adzan dan Iqomah - Adzan & Iqomah merupakan pada antara amalan yang primer pada pada Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :


“Imam sebagai penjamin & muadzin (orang yang adzan) menjadi yg diberi jujur, maka Allah memberi petunjuk pada para imam dan memberi ampunan buat para muadzin”
Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat At Taubah Ayat 3:
 وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ
“& ini adalah seruan dari Allah & Rasul-Nya kepada umat insan”
Dan makna adzan secara istilah merupakan seruan yang menandai masuknya waktu shalat lima saat & dilafazhkan dengan lafazh-lafazh eksklusif.
Hukum Adzan
Ulama berselisih pendapat mengenai hukum Adzan. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum azan merupakan sunnah muakkad, namun pendapat yang lebih kuat pada masalah ini adalah pendapat yang berkata hukum adzan merupakan fardu kifayah[3]. Akan namun perlu diingat, hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki . Wanita nir diwajibkan atau pun disunnahkan buat melakukan adzan[4].
1.      Telah Masuk Waktu Shalat
Syarat sah adzan adalah sudah masuknya saat shalat, sebagai akibatnya adzan yang dilakukan sebelum waktu solat masuk maka tidak absah.
dua.      Berniat adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat pada pada hatinya bahwa ia akan melakukan adzan menggunakan tulus buat Allah semata.
3.      Dikumandangkan dengan bahasa arab
Menurut sebagian ulama, tidak absah adzan apabila menggunakan bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yg beropini demikian adalah ulama berdasarkan Madzhab Hanafiah, Hambali, & Syafi’i.
4.      Tidak terdapat lahn pada pengucapan lafadz adzan yg merubah makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas berdasarkan kesalahan-kesalahan pengucapan yg hal tersebut mampu merubah makna adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan kentara & benar.
lima.      Lafadz-lafaznya diucapkan sinkron urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yg sahih.
6.      Lafadz-lafadznya diucapkan kontiniu
Maksudnya merupakan hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yg lain diucapkan secara kontiniu tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun perbuatan pada luar adzan. Akan tetapi diperbolehkan mengatakan atau berbuat sesuatu yg sifatnya ringan misalnya bersin.
7.      Adzan diperdengarkan pada orang yg tidak berada pada tempat muadzin
Adzan yg dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar oleh orang yg tidak berada pada tempat sang muadzin melakukan adzan. Hal tersebut mampu dilakukan dengan cara mengeraskan suara atau dengan alat pengerasa suara.

1.      Muslim
Disyaratkan bahwa seseorang muadzin haruslah seseorang muslim. Tidak absah adzan dari seseorang yang kafir.
dua.      Ikhlas hanya mengharap wajah Allah
Sepatutnya seseorang muadzin melakukan adzan dengan niat ikhlas mengaharap wajah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Tetapkanlah seorang muadzin yg tidak mengambil upah menurut adzannya itu.”
3.      Adil dan amanah
Yaitu hendaklah muadzin adil & amanah pada saat-saat shalat.
4.      Memiliki bunyi yang indah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda pada sahabat Abdullah bin Zaid: “pergilah & ajarkanlah apa yg kamu lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, sebab beliau memiliki bunyi yg lebih cantik dari pada suaramu”
lima.      Mengetahui kapan waktu solat masuk
Hendaknya seseorang muadzin mengetahui kapan ketika solat masuk sehingga beliau sanggup mengumandangkan adzan tepat pada awal saat dan terhindar berdasarkan kesalahan.
                        

4xdannbsp;    اَللهُ اَكْبَرُ

2x     اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ

2xdannbsp;    اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

2x     حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ

2xdannbsp;    حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ

2x     قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ

2xdannbsp;    اَللهُ اَكْبَرُ

1x     لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Yang Dianjurkan bagi Muadzin
1.      Adzan pada keadaan kudus
Hal ini menurut dalil-dalil generik yg menganjurkan agar manusia dalam keadaan kudus waktu berdizikir (mengingat) pada Allah.
dua.      Adzan dalam keadaan berdiri
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salampada hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Umar : “berdiri wahai bilal! Serulah manusia buat melakukukan solat!”
3.      Adzan menghadap kiblat
  Menghadap kiblat adalah menghadap ke Baitullah (mekah)
4.      Memasukkan jari ke dalam telinga
Ini merupakan perbuatan yg biasa dilakukan oleh teman Bilal waktu adzan.
5.      Menyambung tiap dua-2 takbir
Maksudnya merupakan menyambungkan kalimat Allahu besar -allahu besar , nir dijeda antara keduanya.
6.      Menolehkan ketua ke kanan waktu mengucapakan “hayya ‘alas shalah”dan menolehkan kepala ke kiri saat mengucapakan “hayya ‘alal falah”.
7.      Menambahkan “ash shalatu khairum minannaum” dalam azan subuh.

Iqamah secara kata maknanya adalah pemberitahuan atau seruan bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh spesifik.
Hukum Iqamah
Hukum iqamah sama dengan aturan adzan, yaitu fardu kifayah. Dan hukum ini juga tidak berlaku buat wanita.
Sifat Iqamah

2x     اَللهُ اَكْبَرُ

1x      اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ

1x      اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

1x      حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ

1x     حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ

2x     قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ

2x      اَللهُ اَكْبَرُ

1x      لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Sebagian akbar ulama’ mengungkapkan hukumnya merupakan hanya anjuran dan tidak harus, sebagaimana kebiasaan Sahabat Bilal, dia yang adzan beliau pula yang iqamah. Dan boleh hukumnya jika yang adzan dan iqamah berbeda.
Demikianlah Semoga berguna bagi kita semua wassalamualaikum wr. Wb.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon